Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah jika dirinya sengaja
menggaet media untuk membentuk citra positif di masyarakat melalui hobi blusukan
yang ia lakukan. Ia mengatakan, dirinya tak pernah sekali pun mengajak
awak media untuk meliputnya secara khusus dalam kegiatan apa pun.
"Tanya
saja, saya enggak pernah ajak media. Orang bilang saya blusukan untuk
pencitraan, pencitraan apa," kata Jokowi saat menjadi narasumber dalam
diskusi panel bertema Kepemimpinan Nasional di Gedung Utama, Main Hall
Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (5/3/2013).
Mantan Wali Kota
Surakarta ini menjelaskan, semua awak media sering mengikutinya karena
memiliki nilai berita. Hal itu khususnya saat ia meninjau warga di
permukiman kumuh dan padat penduduk. Saat itu, kata Jokowi, awak media
dapat menemukan angle yang menarik untuk diberitakan. Menurutnya, hal-hal itulah yang menarik banyak media untuk mengikutinya setiap hari.
"Mungkin saya memang seksi, maksudnya berita saya seksi saat blusukan, jadi wartawan bisa mendapat angle yang bagus saat saya masuk ke selokan, saat blusukan," ujarnya.
Jokowi
juga berpesan bahwa seorang pemimpin sangat penting memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi bawahan serta warganya guna mengarah ke arah yang
lebih baik. Ia juga menyampaikan, saat ini zaman telah banyak berubah di
mana masyarakat jenuh dengan sosok pemimpin yang serba eksklusif.
Untuk itu, ia berpesan agar jajaran petinggi di kepolisian bisa bergaul
secara horizontal, menyentuh rakyat dari akar rumput terbawah. Diskusi
itu diikuti para siswa dari Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti)
Polri.
Sumber :
http://megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar