Senin, 14 Januari 2013

6 Jalan Tol Baru Dikritik, Jokowi Gelar Dengar Pendapat

Usai panen kritik pedas atas rencana melanjutkan pembangunan enam ruas jalan tol, Gubernur DKI Jakarta Jokowi menyatakan akan melakukan dengar pendapat untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan warga ibu kota.

"Besok didengerin, kalau enggak setuju ya gimana, saya kan petugasnya rakyat, besok dengerin saja publik gimana," ujarnya seusai menerima kunjungan anggota DPD RI di Balai Kota Jakarta, Senin (13/1/2013).

Seperti diketahui, mantan Wali Kota ini memberikan syarat khusus sebelum merealisasikan proyek yang membutuhkan dana sekira Rp42 triliun itu.

"Kemarin sudah saya sampaikan setuju dengan ada syarat-syaratnya. Harus ada jalur khusus TransJakarta atau angkutan massal, kopaja atau metromini, Amdal lalu lintas clear, pintu-pintu tol tidak karena banyak biang macet. Syarat itu dari kalkulasi, hitung-hitungan," kata Jokowi.

Orang nomor satu di Jakarta ini menegaskan bahwa dalam setiap rencana pembangunan, dirinya akan terlebih dulu mendengar pendapat dari masyarakat. "Dari publik tidak mau menolak, gimana? Saya petugas rakyat, masyarakat. Besok ketemu, kita dengar sama-sama. Saya tetap, apapun program mendengarkan masyarakat," pungkasnya.

Rencana pembangunan enam ruas jalan tol ini menjadi pro kontra. Pengamat perkotaan Nirwono Joga berpendapat, dengan menyetujui enam ruas jalan tol maka Jokowi menunjukkan bahwa dia tidak konsisten dalam menjalan program.

Selain itu, anggota DPD RI Dapil Jakarta Dani Anwar menyatakan, pembangunan enam ruas tol itu, tidak sejalan dengan rencana pembenahan transportasi masal ibu kota.

“Kita kan sekarang sedang mengembangkan transportasi massal, dan transportasi massal itu kita sepakati untuk menyelesaikan probelamtika kemacetan di Jakarta. Kalau kita sekarang membangun enam jalan tol, tol itu kan dibuat untuk mobil pribadi, jadi tidak singkron dengan mengembangkan transportasi massal, jadi ngapain bangun enam ruas jalan tol lagi," kata Dani.

Sumber :
okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar