Pesawat VIP C-130 Hercules A-1341 Skadron Udara 17 dengan Capt. Pilot Letkol. Pnb Putu Setiadarma dan Mayor Pnb.Noto Casnoto membawa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan tinggal landas pada pukul 15.50 WIB (30/12/2014) menuju perairan dimana pesawat CN-295 dan C-130 TNI AU menemukan reruntuhan pesawat Airbus 320 Air Asia penerbangan QZ-8501 yang hilang sejak Minggu pagi.
Setelah meninjau lokasi dari udara Presiden menuju Juanda untuk menemui keluarga korban di Crisis Center Bandara Juanda. Demikian Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Hadi Tjahjanto S.IP Marsekal Pertama TNI, dalam rilisnya yang diterima Poskotanews.com
Seperti kita ketahui, pesawat-pesawat TNI AU yang dilibatkan dalam operasi SAR akhirnya pada hari ketiga pencarian (30/12/2014) berhasil menemukan reruntuhan dan korban jatuhnya pesawat Air Asia.
Armada pesawat TNI AU sejak pukul 06.00 WIB telah terbang melakukan pencarian di Selat
Karimata dan Laut Jawa bagian Utara berdasarkan prakiraan kemungkinan lokasi jatuhnya pesawat dari Basarnas.
Penemuan pertama adalah pesawat CN-295 bernomor A-2906 dengan Captain Pilot Kapten Pnb. Reza Pahlevi dan Copilot Lettu Pnb Ari Purba Kesuma pada pukul 09.52 WIB yang terbang pada ketinggian 500 kaki (150 meter) dari permukaan laut berhasil menemukan tiga obyek besar
berwarna putih dan kuning mengapung di perairan pada posisi radial 227 dan jarak 95 Nm (175 km) dari Pangkalanbun.
Laporan adanya temuan reruntuhan dan koordinat lokasi ini ditindaklanjuti Posko SAR TNI AU di Lanud Halim dengan menerbangkan pesawat C-130 Hercules A-1320 dan segera tinggal landas pada pukul 10.18 untuk membantu pencarian.
Pesawat CN-295 yang juga membawa Pangkoopsau I Marsda TNI Agus Dwi Putranto dan beberapa reporter media nasional hingga pukul 10.12 menemukan makin banyak obyek-obyek terapung disekitar lokasi penemuan, selanjutnya pesawat kembali ke Pangkalanbun pada pukul 10.30 setelah mengumpulkan foto yang dibutuhkan.
Pesawat SAR TNI AU selalu berkoordinasi lewat radio komunikasi dengan pesawat lain dan dengan Posko SAR TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma Pesawat kedua yang menemukan lokasi serpihan reruntuhan Air Bus 320 adalah Hercules A-1319 dengan Captain Pilot Mayor Pnb. Akal Juang dan Copilot Lettu Pnb Aris Febrianto dan Lettu Pnb.Erwin Tri Wibowo pada pukul 11.30 WIB dengan terbang pada ketinggian 500-700 kaki berhasil menemukan serpihan-serpihan putih dan merah oranye serta sesosok tubuh terapung bercelana pendek warna hitam diperairan pada koordinat dekat dengan temuan pesawat CN-295 sebelumnya.
Setelah mengambil foto-foto yang dibutuhkan pesawat ini selanjutnya menuju Pangkalanbun untuk melaporkan foto temuan.
Pesawat ketiga adalah Hercules A-1320 dengan Captai Pilot Kapten Pnb. Irwanda dengan Copilot Lettu Pnb.Kresna Hendrawibawa dan Lettu.Pnb.Galang Mulkar Kasai yang terbang dengan cepat menuju lokasi dan berhasil menemukan serpihan di lokasi yang berdekatan dengantemuan-temuan sebelumnya pada pukul 12.15. Pesawat mengabadikan antara lain live vest penumpang kuning, serpihan cargo berwarna merah putih dengan jaring cargo.
Setelah itu pesawat kembali menuju Halim bersamaan dengan saat pesawat helikopter SAR HR-3601 Basarnas dari Pangkalanbun memasuki perairan tersebut.
Helikopter SAR HR-3601 Basarnas pada pukul 13.58 membuktikan temuan pesawat TNI AU dengan menemukan lebih banyak banyak serpihan dan tubuh terapung di perairan tersebut selanjutnya disusul kehadiran KRI Bung Tomo di lokasi penemuan reruntuhan, selanjutnya kapal perang tersebut seterusnya berada disitu sebagai kapal pertama yang mulai melakukan evakuasi korban.
Saat bersamaan di atas perairan pesawat Hercules A-1319 mengudara kembali dan pada ketinggian 500 kaki berputar diatas lokasi melaporkan kembali melihat delapan jenasah mengapung di laut dan berkoordinasi dengan KRI Bung Tomo lewat radio komunikasi.
Penerbang melihat empat jenasah berangkulan, dan ada yang mengenakan celana hitam dan biru serta nampak seperti mengenakan pelampung.
Penerbang pesawat A-1319 melihat sebuah kapal tongkang dengan awak kapal yang melambaikan tangan menunjukkan sebuah serpihan kepada Hercules yang melintas pada ketinggian 150 meter di sebelahnya.
KRI Bung Tomo melaporkan sudah mengetahui identitas kapal tongkang yang membantu mengevakuasi serpihan berwarna putih.
Hal ini menunjukkan bagaimana pesawat TNI AU dan KRI TNI AL bekerjasama dengan baik dalam operasi SAR baik dalam kecepatan pengambilan keputusan dan tindakan di lapangan. Pesawat TNI Au dengan cepat menemukan sasaran dan kapal perang TNI Al segera mengkonfirmasi temuan tersebut dan melakukan evakuasi.
Pesawat Hercules A-1319 ini mendarat di Lanud Halim pada pukul 16.28 WIB.
Dalam pencarian hari ketiga, TNI AU mengerahkan armada pencarian enam buah pesawat antara lain pesawat Boeing 737 Intai dari Skadron Udara 5 Lanud Makasar, dua pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31, sebuah pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma serta dua helikopter Super Puma dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sanjaya, Bogor.
TNI Angkatan Udara berusaha dengan cepat merespon situasi krisis dan menyiapkan personil dan pesawat untuk mendukung langkah-langkah evakuasi selanjutnya termasuk evakuasi korban dari Pangkalanbun secepat mungkin, demi membuktikan semangat kerja keras dan dedikasi demi keamanan dan keselamatan ruang udara Indonesia. [Pos Kota]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar