Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan
akan mengunjungi Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Sabtu (20/12/2014). Agenda kunjungan Jokowi tersebut untuk melihat langsung kondisi daerah perbatasan dengan Timor Leste itu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Belu Petrus Bere, kepada Kompas,
Jumat (19/12/2014) malam, mengatakan, pemerintah daerah dan masyarakat
Belu sebagai kabupaten perbatasan dengan Timor Leste dan menjadi beranda
NKRI sudah siap menyambut kedatangan Jokowi.
“Tadi siang sudah dilakukan rapat koordinasi dengan semua unsur terkait dan sudah dilakukan gelar pasukan,” jelas Petrus.
Menurut Petrus, pada Sabtu besok, Presiden Jokowi akan diterima di
Bandara Haliwen, Atambua dan langsung menuju Motaain yang merupakan
pintu perbatasan. ”Setelah kembali dari Motaain, Presiden dijadwalkan
akan makan siang di bandara dan langsung kembali ke Kupang,” kata
Petrus.
Untuk diketahui, kunjungan Presiden Jokowi ke Kupang, dalam rangka
menghadiri Hari Ulang Tahun Provinsi NTT. Selain itu Jokowi akan
meresmikan Rumah Sakit Siloam milik Lippo Grup di Kota Kupang dan
peletakan batu pertama pembuatan bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang.
Jokowi juga dijadwalkan akan mengunjungi dua daerah perbatasan dengan
Timor Leste, yakni di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten
Timor Tengah Utara (TTU) dan di Motaain, Desa Silawan, Kecamatan
Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
Di lain pihak, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara
Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandes bersama warganya yang berada di
perbatasan dengan Timor Leste, kecewa karena Presiden Jokowi
batal mengunjungi daerah tersebut. Kendati batal, menurut Raymundus,
sampai saat ini ia bersama masyarakat Desa Napan, Kecamatan Bikomi
Utara, masih tetap melakukan persiapan dan menunggu kedatangan Jokowi.
“Kita
sangat kecewa dengan pembatalan itu. Orang TTU juga orang Indonesia,
sehingga kalau memang mengecewakan orang Indonesia itu bagaimana? Batas
dengan Timor Leste itu bukan hanya Motaain saja, tetapi ada Kabupaten
TTU. Kalau perhatian terhadap batas itu hanya Motaain dan TTU
dianaktirikan, ya ini sepertinya kita tidak dianggap, sehingga saya
minta kepada Presiden tidak boleh seperti itu,” tegas Raymundus.
Untuk
diketahui, pembatalan kunjungan Presiden Jokowi ke Desa Napan
disampaikan oleh Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT, Saka Moruk, saat
dihubungi Kompas, Jumat malam, beberapa saat setelah Jokowi tiba di Kupang.
Saka mengatakan, pembatalan itu disampaikan oleh protokoler kepresidenan siang tadi sekitar pukul 14:00 WITA.
“Pembatalan
itu disampaikan langsung oleh protokoler istana, karena Bapak Presiden
mau melihat pintu utama atau pintu masuk terbesar yang masuk ke Timor
Leste, yakni Motaain dan juga ingin melihat sistem pelayanan satu atap
yang masih manual, jika dibandingkan dengan sistem pelayanan di Timor
Leste,” kata Saka.
Namun begitu, Saka pun berharap, dalam
perjalanan pulang dari Motaain nanti, Presiden Jokowi diharapkan bisa
meluangkan waktu sedikit ke Desa Napan.
Raymundus mengatakan,
selama ini kunjungan pejabat tinggi negara yang berada di Jakarta hanya
melulu ke Motaain, Atambua. Sedangkan ke TTU sangat jarang. Padahal,
kata dia, daerah itu sama-sama perbatasan yang butuh perhatian serius
dari pemerintah pusat.
“Daerah perbatasan yang banyak masalah itu
di TTU bukan di Motaain. Jangan melempar tanggung jawab kepada kami di
daerah untuk menyelesaikan masalah di daerah ini, sementara persoalannya
yang menyangkut batas negara harus diputuskan oleh pemerintah pusat,”
kata Raymundus.
Raymundus mengancam akan mengerahkan warganya ke
Kefamenanu, ibu kota Kabupaten TTU, dan akan melakukan aksi protes
terhadap pemerintah pusat jika Jokowi tidak mengunjungi TTU.
Raymundus
juga kecewa lantaran semua persiapan dalam rangka kunjungan Jokowi
sudah dilakukan secara maksimal, tetapi hanya dalam hitungan beberapa
jam tiba-tiba dibatalkan.
"Cara mengelola negara tidak seperti
itu dong, karena ketika melakukan persiapan ini pun, saya tetap
mengeluarkan uang negara,” kecamnya.
Kekecewaan senada juga
disampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Napan, Darius Anunu, yang sangat
mengharapkan kedatangan Jokowi ke daerahnya.
“Kita sangat kecewa
seandainya Pak Jokowi tidak datang, karena kita mau supaya Pak Jokowi
bisa tahu kondisi masayarakat di perbatasan yang pembangunannya masih
tertinggal dengan negara Timor Leste. Karena itu, kita berharap Pak
Jokowi bisa berubah pikiran dan segera mengambil keputusan untuk datang
ke Desa Napan,” tandasnya. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar