Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir
Jerman Angela Merkel, Minggu pagi, 16 November 2014. Keduanya membahas
beberapa isu, termasuk kerja sama industri pertahanan.
"Utamanya mengenai industri pertahanan. Yang lain standar seperti infrastruktur, maritim, ISIS, dan climate change," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Pelabuhan
Brisbane, Australia, Minggu (16/11/2014).
Andi menerangkan, kerja
sama industri pertahanan itu sudah dimulai dengan pembelian tank
Leopard dari Jerman dan diharapkan berlanjut dengan kerja sama lain yang
memungkinkan transfer teknologi pertahanan dari Jerman ke Indonesia.
"Enggak
(spesifik), secara luas saja di industri pertahanan terutama kalau ada
yang bisa dilakukan di sektor maritim untuk di industri pertahanan,"
ujarnya.
"Ada pelibatan dengan industri strategis nasional," imbuh Andi.
Selain
soal industri pertahanan, Jokowi dan Merkel juga bicara kerja sama
bidang maritim infrastruktur. Tema yang diangkat konsisten power plant
energy, infrastruktur jalan kereta api dan jalan maritim.
"Lalu
menyampaikan tentang ISIS bahwa Indonesia negara Islam terbesar dan
terbuka, sehingga Islam dan demokrasi di Indonesia bisa sejalan. Ada
60-70 orang Indonesia yang terlibat di Suriah untuk menjadi foreign
fighters, meminta kerja sama penukaran informasi intelijen untuk
mencegah hal serupa ke depan," paparnya.
Mereka bicara juga
mengenai perubahan iklim. Tema ini adalah kelanjutan komitmen Presiden
SBY untuk diteruskan oleh Presiden Jokowi. "Untuk Jerman selain menyebut
industri pertahanan juga menyebut tentang Frankfurt Expo," ucapnya.
Selain
bertemu Angel Merkel, di tempat berbeda Presiden Jokowi juga bertemu
Prancis Francois Hollande kemudian PM Turki Ahmet Davutoglu. Usai
pertemuan itu, Jokowi terbang dengan pesawat kepresidenan kembali ke
Indonesia hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar