Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang menemui Presiden sekaligus Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Menlu Kishida beserta rombongan tiba sekitar pukul 09.00 WIB di Balai Kota dan langsung masuk menemui Jokowi.
Usai bertemu Jokowi, Menlu Kishida menolak berbicara pada wartawan. Dia langsung meninggalkan Balai Kota.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida sempat mengucapkan selamat kepada Jokowi pasca-pemgumuman hasil pemilihan presiden oleh KPU.
Dia menyebut Indonesia sebagai mitra strategis dan berharap dapat membangun hubungan kooperatif untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Sebelum ke Jakarta, Kishida menghadiri acara Asean Regional Forum (ARF) di Myanmar pada tanggal 8-10 Agustus.
Dalam pertemuan
itu dibahas tiga hal penting untuk mempererat hubungan diplomatik
Jepang dengan Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
"Bicaranya,
intinya ke depan hubungan dengan Indonesia ingin diperkuat lagi dan
terutama hal-hal yang berkaitan dengan supremasi hukum di laut. Ini
diperkuat karena dia (Jepang) juga alami masalah yang sama," ujar Jokowi
di Balai Kota, Selasa (12/8/2014).
Kedua, segala hal yang berhubungan dengan investasi, dan yang ketiga membahas kerja sama infrastruktur di Indonesia dan Jepang.
"Terutama
infrastruktur laut. Dia akan memberikan dukungan kepada kita. Bisa
berkiatan dengan pelabuhan dalam, dan kita buituh di semua pulau.
Kemudian tol laut, semoga bisa juga berjalan," kata Jokowi.
Jepang,
kata Jokowi, juga meminta keringanan mengenai masalah pembatasan
mineral dan batu bara. "Mereka minta dibicarakan lagi, tetapi kita tetap
berpegang kepada undang-undang. Teknisnya tidak masalah. Undang-undang
Minerba dan konstitusi kita mengamanatkan seluruh kekayaan alam
sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia. Mereka harus untung dan kita
juga harus untung," ujarnya.
Namun, dalam pertemuan itu mereka
tak membahas soal proyek transportasi Mass Rapid Transit (MRT) yang
merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan Jepang. "Enggak ada soal
itu. Saya sampaikan bahwa kita ingin bahwa insfrastruktur yang di
Jakarta juga dipercepat," tandasnya.
Jepang akan menjadi salah satu negara yang akan dikunjungi Jokowi setelah resmi dilantik pada 20 Oktober 2014 yang akan
datang.
"Pesan
dari Perdana Menteri Abe setelah pelantikan untuk bisa secepatnya
berkunjung ke sana," kata Jokowi, Selasa (12/8/2014).
Namun Jokowi tidak mengatakan Jepang akan menjadi negara yang akan pertama kali dikunjungi Jokowi.
"Kita tidak bicara masalah pertama atau kedua, nanti kita bahas lagi," katanya.
Meski demikian, Jokowi tetap memandang Jepang sebagai sahabat lama yang sudah lama bermitra dengan Indonesia.
"Kita kan sudah berpartner lima dekade. Investasi Jepang di Indonesia juga besar sekali," katanya.
Terkait dengan kerja
sama keamanan dan supremasi hukum kelautan, Jokowi menyetujui usulan Pemerintah Jepang, yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang, YM Fumio Kishida.
"Saya sampaikan kami setuju, bahwa usulan soal supremasi hukum laut
diperkuat," kata Jokowi, Selasa (12/8/2014).
Jokowi menjelaskan memang perlu ada penerapan
hukum laut yang kuat. Maklum, Indonesia merupakan negara kepulauan. "Ini
yang ingin kami saling tukar pikiran bahwa yang namanya penjagaan laut
itu harus diperkuat," kata Jokowi.
Persoalan supremasi hukum laut ini memiliki keterkaitan dengan
rencana Jokowi ingin membangun pelabuhan laut untuk meningkatkan
distribusi barang melalui laut. "Saya sampaikan, berkaitan infrastruktur
laut itu soal pelabuhan dalam, dan kita butuh di semua pulau," kata
Jokowi. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar