Selasa, 12 Agustus 2014

Jokowi: 10 Tahun Lagi Indonesia Belum Bisa Menangkan Persaingan Pasar Bebas Asean

Indonesia akan menghadapi era persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 2015. Kompetisi sengit dan dinamis ditengarai tidak hanya dalam keunggulan produk barang dan jasa, namun juga tenaga kerja atau kualitas sumber daya manusia (SDM) masing-masing negara anggotanya. Hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan belum menyiapkan strategi khusus untuk memenangkan tantangan penerapan MEA 2015.
"Seharusnya itu sudah disiapkan sejak sepuluh tahun lalu. Saya harus menyiapkan apa selama dua bulan?," kata Jokowi, Selasa (12/8/2014).

Jokowi menambahkan, diperlukan koordinasi dengan pemerintahan sebelumnya, yakni pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenai persiapan yang sudah dilakukan untuk menghadapi MEA 2015.
Menurut Jokowi, setidaknya dibutuhkan sepuluh tahun untuk persiapan memenangkan persaingan di era pasar bebas MEA itu, terutama dalam hal peningkatan kualitas SDM.
"Secara detail saya belum mengerti. Tetapi, menurut saya, kalau daya saing tidak kita perbaiki, susah untuk tingkatkan investasi. Terutama yang foreign direct investment, ini memang bisa berbahaya," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, Indonesia harus menghindarkan diri untuk sekadar menjadi pasar bagi negara-negara ASEAN saat penerapan MEA 2015 diberlakukan. Karena, Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk masuk dan memenangkan kompetisi di pasar kawasan Asia Tenggara.
"Kita bisa menjadi pasar. Padahal yang kita mau, menjadi negara produksi. Kita menjadi produsen kan. Jadi, kita ekspansi ke negara lain," kata Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar