Minggu, 27 Juli 2014

Jawaban Ancaman PKS untuk Presiden Jokowi

Ancaman yang disampaikan Gamari Sutrisno, anggota Komisi II DPR RI dari PKS yang menyatakan bahwa jika koalisi Prabowo-Hatta tidak menghadiri Sidang Umum MPR, maka pelantikan bisa saja tidak terjadi, haruslah dicermati.
Namun dipastikan ancaman itu akan surut di tengah jalan.
"Siapapun yang menjunjung tinggi hukum demokrasi, tidak akan memiliki keberanian moral untuk melawan suara rakyat," ujar Hasto di Jakarta, Minggu (27/7/2014).
Menurut Hasto, patut disayangkan, ketika kedaulatan rakyat telah disuarakan, kini masih muncul berbagai ganjalan ketidakpuasan.
Serangan seolah Pemilu Presiden curang dan munculnya kepungan kekuatan koalisi  untuk menganjal pelantikan Jokowi terus saja terjadi.
Hasto meminta seluruh pihak hendaknya memiliki sikap bijak untuk keutuhan negeri.
Proses politik yang telah berjalan secara damai, janganlah dikotori atau dikerdilkan oleh berbagai bentuk tindakan politik yang mengebiri suara rakyat.
"Biarlah seluruh ambisi kekuasaan melebur di hari fitri, menjadi keteladan politik untuk mengabdi sepenuhnya kepada rakyat, sang pemilik kedaulatan negeri," ujarnya.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Hasto berharap membuat semua pihak bersyukur untuk menggunakan momentum  tersebut, sebagai proses saling memaafkan dan membangun hubungan baik untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.
"Rekonsiliasi nasional melalui salam 3 jaripun harus terus menerus kita bumikan, agar bangsa ini menjadi satu, dan berdiri kokoh menatap masa depan," lanjut Hasto.
Mengingat momen Lebaran, maka religiusitas  yang muncul pun adalah sikap mengedepankan kebaikan, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan mengumandangkan kebenaran setelah menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya.
"Pemilu Presiden yang dijalankan pada saat bulan yang penuh rahmat itupun, seharusnya kian memastikan bahwa rakyat telah mengambil keputusan terbaik terhadap pemimpin nasionalnya yang merakyat, yakni Jokowi," ujarnya. [tribun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar