Ancaman yang disampaikan Gamari Sutrisno, anggota Komisi II DPR RI
dari PKS yang menyatakan bahwa jika koalisi Prabowo-Hatta tidak
menghadiri Sidang Umum MPR, maka pelantikan bisa saja tidak terjadi,
haruslah dicermati.
Namun dipastikan ancaman itu akan surut di tengah jalan.
"Siapapun
yang menjunjung tinggi hukum demokrasi, tidak akan memiliki keberanian
moral untuk melawan suara rakyat," ujar Hasto di Jakarta, Minggu
(27/7/2014).
Menurut Hasto, patut disayangkan, ketika kedaulatan rakyat telah disuarakan, kini masih muncul berbagai ganjalan ketidakpuasan.
Serangan
seolah Pemilu Presiden curang dan munculnya kepungan kekuatan koalisi
untuk menganjal pelantikan Jokowi terus saja terjadi.
Hasto meminta seluruh pihak hendaknya memiliki sikap bijak untuk keutuhan negeri.
Proses
politik yang telah berjalan secara damai, janganlah dikotori atau
dikerdilkan oleh berbagai bentuk tindakan politik yang mengebiri suara
rakyat.
"Biarlah seluruh ambisi kekuasaan melebur di hari fitri,
menjadi keteladan politik untuk mengabdi sepenuhnya kepada rakyat, sang
pemilik kedaulatan negeri," ujarnya.
Menjelang Hari Raya Idul
Fitri, Hasto berharap membuat semua pihak bersyukur untuk menggunakan
momentum tersebut, sebagai proses saling memaafkan dan membangun
hubungan baik untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.
"Rekonsiliasi
nasional melalui salam 3 jaripun harus terus menerus kita bumikan, agar
bangsa ini menjadi satu, dan berdiri kokoh menatap masa depan," lanjut
Hasto.
Mengingat momen Lebaran, maka religiusitas yang muncul pun
adalah sikap mengedepankan kebaikan, menjunjung tinggi nilai-nilai
moral, dan mengumandangkan kebenaran setelah menjalankan ibadah puasa
satu bulan lamanya.
"Pemilu Presiden yang dijalankan pada saat
bulan yang penuh rahmat itupun, seharusnya kian memastikan bahwa rakyat
telah mengambil keputusan terbaik terhadap pemimpin nasionalnya yang
merakyat, yakni Jokowi," ujarnya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar