Mahfud MD mengatakan bahwa Prabowo Subianto telah dijerumuskan beberapa orang di sekitarnya yang berusaha memanasi-manasi calon presiden nomor urut satu tersebut. Menurut mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu, para “pembisik” di tim kampanye Prabowo itu berulang kali mengatakan telah terjadi kecurangan yang masif yang dilakukan rivalnya, Jokowi-JK.
Para pembisik, kata Mahfud, juga berulang kali menyatakan Prabowo tak perlu mengejar kemenangan, melainkan menunjukkan terjadinya kecurangan dan meminta keadilan. Mahfud menuding para pembisik itu telah menjerumuskan Prabowo. Data yang dijadikan rujukan, kata Mahfud, hanya berdasarkan omongan. “Padahal selama ini tidak ada datanya,” kata Mahfud saat dihubungi Tempo Minggu (27/7/2014).
Mahfud juga kecewa terhadap kesolidan partai pendukung Prabowo-Hatta. Menurut dia, koalisi pendukung pasangan nomor urut satu itu tak lagi kompak seusai pemungutan suara 9 Juli 2014. “Koalisi hanya solid di awal,” kata Mahfud. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menilai tim Prabowo-Hatta tak memiliki data valid untuk menunjukkan kecurangan yang dilakukan kubu lawan. Mahfud pun merasa integritasnya terancam jika harus mengumbar kemenangan berdasarkan data kosong. Akhirnya, “Saya memilih mengembalikan mandat.”
Toh, Mahfud mengaku tetap mengagumi Prabowo. Dia juga tetap ingin menjalin hubungan baik meskipun sudah tak lagi bergabung di tim kampanye. “Sampai sekarang saya masih bersahabat dengan Prabowo.”
Akui Lembaga Quick Count Menangkan Prabowo Tak Kredibel
Mahfud MD mengaku salah mengumumkan kemenangan pasangan nomor urut satu itu pada 9 Juli lalu. Mahfud mengaku baru mengetahui beberapa hari setelah 9 Juli bahwa lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta dalam hitung cepatnya tak kredibel. “Saya sudah terjerumus dengan mengumumkan kemenangan berdasarkan quick count empat lembaga yang saya ketahui tak kredibel dua hari setelah itu,” ujar Mahfud Md. saat dihubungi Tempo, Minggu (27/7/2014).
“Saya tahu mereka tidak kredibel setelah jadi perbincangan di media massa.”
Tak lama setelah pemungutan suara 9 Juli, empat lembaga survei yaitu Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Research Center (IRC), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyebut Prabowo-Hatta memenangi pemilu presiden. Sedangkan lembaga survei besar lain menyatakan Jokowi-JK menjadi pemenang.
Mahfud menyatakan masalah data menjadi pertimbangan utama untuk tidak lagi menjadi ketua tim pemenangan. Mahfud mengaku tak pernah mendapat data yang dapat dijadikan dasar klaim kemenangan maupun bukti kecurangan. Padahal sebagai ketua tim, Mahfud mengaku membutuhkan data yang valid. Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga kecewa lantaran tak seorang pun dapat menyiapkan data valid setelah 9 Juli. “Ketika saya hubungi langsung, tak diangkat. Ketika diangkat, selalu berkata sedang divalidasi,” ujar Mahfud. Dia merasa kehadirannya di timses tak lagi fungsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar