Selasa, 29 Juli 2014

Agar Tak Diamuk, Jokowi Pertegas Syarat Jika Partai Lain Bergabung

Partai koalisi pengusung pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Jusuf Kalla (JK) membuka peluang bergabungnya partai koalisi merah putih yang mengusung duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Koalisi merah putih terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PPP, PAN dan PPP.
Jokowi membeberkan alasannya membuka peluang lawan politiknya untuk bergabung dalam koalisinya. Alasan utama Jokowi adalah memperkuat kekuatan di parlemen.
Dengan kekuatan penuh di parlemen, program pemerintah dapat berjalan lancar. Sejauh ini, koalisi pengusung Jokowi dan JK hanya menguasai 37 persen suara di parlemen.
Meski membuka pintu buat partai lainnya, Jokowi tetap menegaskan komitmennya bahwa tidak ada transaksional dalam koalisi mereka.
"Apapun, kita kan butuh parlemen yang kuat. Tapi bahwa tanpa syarat iya, tidak transaksional iya. Kerja sama yang pertama (partai pengusung Jokowi-JK) saja kita tidak beri itu, masak yang kedua kita berikan. Bisa diamuk-amuk nanti," ungkapnya di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2014).
Sebelumnya, Jokowi sempat menyampaikan ada tiga partai dari koalisi merah putih sedang menjalani proses komunikasi untuk merapatkan barisan ke kubu Jokowi-JK. Namun karena ada gugatan atas kemenangan dirinya ke Mahkamah Konstitusi (MK) maka proses merapatnya ketiga partai tersebut ditunda.
"Dalam proses belum rampung. Belum bisa final. Karena sekarang ada proses MK itu jadi belum bisa rampung," jelasnya.
Jokowi mengaku tidak bisa menolak jika ada partai lain yang ingin bergabung. Namun dia mengungkapkan, partai yang bergabung tidak dapat meminta jatah kursi menteri atau macam-macam.
"Dari awal sudah kami sampaikan (tidak ada transaksional). Tapi masak ada orang mau gabung kita bilang gak mau. Logikanya bagaimana?" tutupnya.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar