Partai koalisi pengusung pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi)
dan wakilnya Jusuf Kalla (JK) membuka peluang bergabungnya partai
koalisi merah putih yang mengusung duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Koalisi merah putih terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PPP,
PAN dan PPP.
Jokowi membeberkan alasannya membuka peluang lawan politiknya untuk
bergabung dalam koalisinya. Alasan utama Jokowi adalah memperkuat
kekuatan di parlemen.
Dengan kekuatan penuh di parlemen, program pemerintah dapat berjalan
lancar. Sejauh ini, koalisi pengusung Jokowi dan JK hanya menguasai 37
persen suara di parlemen.
Meski membuka pintu buat partai lainnya, Jokowi tetap menegaskan komitmennya bahwa tidak ada transaksional dalam koalisi mereka.
"Apapun, kita kan butuh parlemen yang kuat. Tapi bahwa tanpa syarat
iya, tidak transaksional iya. Kerja sama yang pertama (partai pengusung
Jokowi-JK) saja kita tidak beri itu, masak yang kedua kita berikan. Bisa
diamuk-amuk nanti," ungkapnya di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta,
Jalan Taman Suropati nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2014).
Sebelumnya, Jokowi sempat menyampaikan ada tiga partai dari koalisi
merah putih sedang menjalani proses komunikasi untuk merapatkan barisan
ke kubu Jokowi-JK. Namun karena ada gugatan atas kemenangan dirinya ke
Mahkamah Konstitusi (MK) maka proses merapatnya ketiga partai tersebut
ditunda.
"Dalam proses belum rampung. Belum bisa final. Karena sekarang ada proses MK itu jadi belum bisa rampung," jelasnya.
Jokowi mengaku tidak bisa menolak jika ada partai lain yang ingin
bergabung. Namun dia mengungkapkan, partai yang bergabung tidak dapat
meminta jatah kursi menteri atau macam-macam.
"Dari awal sudah kami sampaikan (tidak ada transaksional). Tapi masak
ada orang mau gabung kita bilang gak mau. Logikanya bagaimana?"
tutupnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar