Senin, 02 Desember 2013

Demokrat Samakan Jokowi dengan SBY di Pemilu 2009

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa membandingkan fenomena Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi magnet bagi pemilih partai lain mirip dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009.
Ketika itu SBY sebagai calon presiden Partai Demokrat mampu merebut suara dari partai lain. “Pada Pemilu 2009, pemilih SBY tidak hanya dari Demokrat, tapi juga partai lain,” kata Saan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Saan yakin suara pemilih Partai Demokrat saat ini beralih ke Jokowi hanya karena Demokrat belum menentukan capres yang akan diusung. “Kalau Demokrat sudah ada tokoh, saya yakin pemilih akan tetap memilih calon Demokrat,” kata dia.
Apapun, hasil survei Centre for Strategic and International Studies yang menyebut 42,7 persen basis massa Demokrat memilih Jokowi sebagai capres, akan tetap menjadi masukan bagi Demokrat. “Survei itu akan jadi bahan evaluasi partai, bahwa partai bisa lebih kuat ketika sudah mencalonkan seorang tokoh (sebagai presiden),” ujar Saan.
Anggota Komisi III DPR itu percaya suara pemilih Partai Demokrat akan kembali setelah Demokrat memperkenalkan capresnya sendiri.
Dalam survei CSIS yang dilansir Minggu kemarin, pendukung terbesar Jokowi tetap datang dari massa PDIP. Sebanyak 63,6 persen pemilih PDIP mendukung Jokowi sebagai capres. Dukungan terbesar kedua datang dari pemilih Demokrat.
Dukungan bagi Jokowi juga berasal dari Partai Golkar, di mana 22,7 persen massa Golkar memilih mendukung Jokowi ketimbang Aburizal Bakrie. Hal serupa terjadi di Partai Gerindra. Sebanyak 20,6 persen massa pendukung Gerindra lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo Subianto.
Dalam survei ini, elektabilitas Jokowi berada di peringkat teratas dengan perolehan suara 34,7 persen. Capres Gerindra Prabowo Subianto memperoleh suara yang relatif terpaut jauh dari Jokowi, yakni 10,7 persen. Capres Golkar, Aburizal Bakrie, berada tipis di bawah Prabowo dengan elektabilitas 9 persen.
CSIS melakukan survei dengan metode wawancara langsung tatap muka di 33 provinsi pada 13-20 November, menggunakan 1.180 responden sebagai sampel dengan margin of error 2,85 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber :
viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar