Senin, 02 Desember 2013

38 Tahun Kebanjiran, Ini Harapan Seorang Nenek pada Jokowi

Jihama (73 tahun) masih ingat betul saat banjir pertama kali melanda tempat tinggalnya di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1977. Saat itu banjir hanya numpang lewat karena ketinggianya hanya 20 sentimeter.
Namun setelah itu ketinggian air yang datang hampir setiap tahun terus bertambah. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir banjir di Kampung Pulo mampu menenggelamkan tempat tinggalnya.
Berbagai pengalaman pahit seperti kehilangan perhiasan, duit, hingga pakaian karena hanyut terbawa arus banjir sudah dirasakannya. Meski sudah 38 tahun menjadi langganan banjir toh Jihama tetap tak mau pindah dari Kampung Pulo.
“Ya betah enggak betah lah. Emak di sini dari kecil sampai sekarang punya enam cucu. Biarin deh banjir,” kata perempuan yang tinggal di Kampung Pulo sejak tahun 1945 itu kepada detikcom, Senin (2/12/2013) lalu.
Kini dia hanya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Rumah yang pernah dia miliki terpaksa dijual untuk membiayai pengobatan almarhum suaminya. Saat ini, Jihama tinggal bersebelahan dengan dua orang anaknya yang juga mengontrak tanah sejak dua belas tahun lalu. “Kadang emak ditemani cucu di sini. Itu ada sepedanya di dalam,” kata dia.
Setiap banjir melanda, Jihama dan sejumlah orang lanjut usia selalu menjadi prioritas utama untuk diselamatkan. Setelah air surut pun mereka juga selalu diutamakan untuk mendapatkan bantuan, seperti sembilan bahan pokok (sembako), dan uang tunai.
Kadang, ada hikmah lain dari banjir yaitu bahan bangunan yang berserakan seperti keramik bekas dan bata. Bahan bangunan bekas ini kemudian dia kumpulkan untuk merapikan tempat tinggalnya. Cara ini pula yang membuat pemilik tanah tidak tega mengusir Jihama yang selalu rajin membersihkan rumah yang dia kontrak.
“Selesai banjir, emak rapihin deh semuanya di dalam sampai ubin-ubin supaya yang punya tanah enggak marah. Kalau diusir saya mau tinggal di mana lagi. Rumah anak juga sempit dan banyak orang,” kata Jihama kepada detikcom, Senin (2/12/2013).
Dia berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) kepada orang lanjut usia yang tinggal di daerah langganan banjir. Apalagi rumah yang kini dikontrak Jihama bakal terkena relokasi Kali Ciliwung.
Jihama mengaku masih bingung, jika jadi direlokasi. Pasalnya, tidak ada biaya dan kepemilikan rumah tinggal. “Supaya orang seperti saya juga dilihat deh. Kalau dipindahin ke rumah susun, saya tidak punya duit,” kata dia.
Mendung yang memayungi Jakarta kian pekat, pertanda akan turun hujan. Warga RT 13/03 Kampung Pulo, Jatinegara itu bergegas membereskan jemuran di depan rumah kontrakannya. Meski rumah yang dia kontrak hanya berukuran tiga kali empat meter dan tampak kusam, wajah keriput Jihama tetap tampak bahagia.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar