Pria asal Solo ini tidak jemu mengkritik kondisi bus warna oranye yang sudah tidak laik beroperasi. Namun, pemilik Metromini menganggap sentilan Jokowi bagai angin lalu.
Politisi PDIP ini kini masih menggodok manajemen satu atap bagi pengelolaan Metromini dan Kopaja.
Berikut 3 kisah Jokowi geregetan kepada sopir Metromini yang ugal-ugalan:
30 Tahun Dibiarkan
Metro Mini yang berjalan ugal-ugalan membuat Jokowi ikut berbicara. Jokowi tak habis pikir pada pihak yang telah membiarkan Metromini amburadul selama 30 tahun.
"Sudah 30 tahun dibiarkan. Yang membiarkan siapa 30 tahun itu?" ujar Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2013).
Kolektor kemeja putih ini menegaskan Metromini harus segera diatur. Dia sudah sering berteriak soal buruknya armada Metro Mini.
"Saya sudah ngomong bolak-balik, itu tidak ada speedometernya. Nggak ada remnya. Itu saya sudah ngomong bolak-balik," kata Jokowi yang mengenakan kemeja putih dibalut jas hitam tanpa dasi ini.
Sudah berulang kali Metromini menebar maut di jalanan karena pengemudi yang ugal-ugalan. Terbaru, Metromini 47 rute Senen-Pondok Kopi memakan korban satu pelajar bernama Beniti Lini Manata. Dia tewas ditabrak Metro Mini di Layur, Pulogadung, Jakarta Timur. Beniti dimakamkan di TPU Kemiri pada Rabu (24/7) siang. Sedangkan dua temannya masih dirawat di rumah sakit.
WS, pengemudi angkutan bertarif Rp 3.000 itu diamankan di kantor polisi Jakarta Timur. Ternyata dia juga tidak mengantongi SIM.
Ganti Metromini
Bukan perkara mudah bagi Jokowi untuk menegur Metromini menyusul seringnya moda transportasi itu berjalan ugal-ugalan hingga merenggut nyawa. Metromini yang dimiliki perseorangan menjadi masalah.
"Diomongin sampai jumpalitan (jungkir balik) tetap tidak bisa. Kita ngomong apa adanyalah. Ini 30 tahun tidak ada pembaruan," ujar Jokowi di Balaikota Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2013).
Menurut Jokowi, saat ini manajemen Metro Mini tidak bisa diatur. Pemilik Metromini dimiliki perseorangan, berjalan sendiri-sendiri.
"Tegur apanya, ya diganti Metromininya. Itu kalau Metromini sudah ada yang baru. Ada manajemennya PPD, itu baru kita ngomong," tutur pria penyuka tempe mendoan ini.
Jokowi berencana akan mencaplok PPD untuk mengatur Metromini dengan Kopaja dalam manajemen satu atap. "Ini masih proses," katanya.
Dia juga menjelaskan ratusan armada bus TransJ yang baru akan datang November atau Desember.
Bus Jelek Sejak Dulu
Bukan hanya warga biasa, Jokowi mengeluhkan kondisi moda transportasi di Jakarta, khususnya Metromini dan Kopaja. Sebab dari dulu sampai sekarang kondisi kendaraan khas ibukota tersebut tetap saja memprihatinkan, tidak ada perubahan.
"Soal Metromini dan Kopaja, saya alami hal yang sama. Tahun 1985 waktu itu 2 tahun kerja di Jakarta naiknya itu. Dulu busnya itu sudah jelek. Sekarang saya naik sudah itu-itu saja dari Klender ke Pasar Rumput," ujar Jokowi saat Seminar Nasional Membangun Sistem Pengendalian Intern dan Reformasi Birokrasi Menuju Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Bersih di Gedung BPKP Pusat, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2013).
Jokowi juga menuturkan sikap pengemudi Metromini dan Kopaja yang masih saja selalu ugal-ugalan. Apalagi kondisi kendaraannya yang banyak tidak memenuhi standar. Sehingga kecelakaan yang disebabkan oleh dua moda transportasi ini sudah tidak lazim lagi.
"Ugal-ugalannya tetap. Setelah saya cek Kopaja dan Metromini di Jakarta, hampir 100 % enggak ada speedometernya. Remnya ada yang punya ada yang enggak. Jadi kalau 2 bulan yang lalu ada yang nabrak pos polisi, itu enggak heran saya," jelas Jokowi.
"Jadi kita ini sekarang sedang maraton memperbaiki transportasi di Jakarta. Baik itu dari segi penambahan jumlah busway, revitalisasi Kopaja dan Metromini hingga infrastruktur jalan seperti MRT dan Monorel," terang Jokowi untuk mengatasi masalah Metromini dan Kopaja.
Arsip :
Jokowi Diary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar