Rabu (13/3/2013) sore, seusai meninjau lokasi bekas kebakaran di Salemba Jakarta Pusat, Joko Widodo alias Jokowi mengatakan banyak kasus kebakaran di Ibu Kota dipicu korsleting listrik dari instalasi tak resmi. Jika selama ini langkah pencegahan hanya dilakukan sebatas imbauan dan sosialisasi, maka Jokowi akan meminta PLN turun langsung ke lapangan, terutama di permukiman padat.
"Memang ini problemnya selalu dari (korsleting) listrik, selalu sama. Saya mau ketemu PLN supaya ada penataan jaringan (listrik), yang utama di pemukiman padat. Bukan minta PLN untuk blusukan, tapi cek ke tiap rumah," kata Jokowi. Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, peristiwa kebakaran yang dipicu oleh korsleting aliran listrik akan terus terjadi selama sistem tidak diterapkan dengan benar.
Untuk itu, dalam waktu dekat Jokowi akan menjadwalkan pertemuan dengan PLN untuk melakukan konsolidasi penertiban aliran listrik di pemukiman padat. Harapannya, ke depan kebakaran dapat dicegah atau minimal bisa berkurang jumlahnya secara signifikan. "Kami akan konsolidasi, (penertiban aliran) untuk kampung kumuh dan padat. Tapi jangan kampung yang ada di atas lahan sengketa, itu prioritas penataan kampung," ujar Jokowi.
Dalam dua pekan terakhir terjadi sedikitnya tiga kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan rumah warga dan bangunan lainnya. Pemicu semua kebakaran itu diduga berasal dari korsleting aliran listrik ilegal.
Pada Minggu (24/2/2013), peristiwa kebakaran terjadi di dua RT di RW 12 Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Sebanyak 147 bangunan di RT 08 dan RT 14 ludes akibat kebakaran tersebut. Sekitar 1.246 jiwa dari 413 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi sebagai imbas dari kebakaran hebat tersebut.
Selanjutnya pada Selasa (12/3/2013), kebakaran kembali terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Bluntas Raya, Gang 1, RT 4, RW 5, Senen, Jakarta Pusat. Jumlah pengungsi mencapai lebih dari 200 jiwa, yang berasal dari 55 kepala keluarga yang tinggal di 25 rumah. Peristiwa kebakaran ini juga merenggut korban jiwa, yakni Didi Suhardi (48) yang meninggal dunia akibat tersengat listrik saat membantu proses pemadaman api.
Sehari setelahnya, Rabu (13/3/2013), belasan rumah di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menjadi sasaran amuk api. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi di tempat yang lebih dikenal sebagai lokalisasi Kalijodo itu, tapi sekitar 15 rumah di Jalan Kepanduan II RT 04 RW 05, ludes terbakar.
Selain berkonsolidasi dengan PLN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana menyebar unit motor pemadam kebakaran untuk mempercepat penanganan kebakaran. Motor-motor pemadam yang mampu menembus gang-gang sempit itu akan ditempatkan di pemukiman padat.
Saat ini proses pengadaan sepeda motor pemadam kebakaran ini sudah hampir memasuki tahap lelang. "Sudah dipercepat untuk lelang. Tapi seenggaknya dalam bulan-bulan ini kami akan taruh (motor pemadam) yang kami punya, di tempat-tempat padat," ujar Jokowi.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar