Pemerintah mencanangkan gerakan untuk mewujudkan Indonesia Bersih
Sampah pada tahun 2020 mendatang. Salah satu upaya yang dilakukan
Presiden Joko Widodo dengan membangun 1.000 bank sampah yang tersebar di
Indonesia."Pengelolaan sampah dan sanitasi harus dipikirkan
secara bersama-sama baik perorangan maupun lembaga. Jokowi dan JK
instruksikan membangun 1.000 bank sampah di seluruh Indonesia dan
pelaksanakan Indonesia Bersih Sampah tahun 2020," ujar staf ahli Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi Bersih dan Terbarukan,
Sabar Ginting.
Hal tersebut diungkapkan Sabar dalam pembukaan
Pameran dan Seminar Inovasi Teknologi Lingkungan yang digelar Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendukung program
pemerintah Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB) di Gedung 2 BPPT, Jl
MH Thamrin, Jakpus, Senin (15/12/2014).
"Masih banyak timbunan
sampah di fasilitas umum. Untuk itu pemerintah membuat program yang
terintegrasi terkait sampah dan sanitasi. Pemerintah terutama kab/kota
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. Pemerintah merasa perlu
menginisiasi GNIB sebagai upaya membumikan paradigma tentang sampah,"
kata Sabar.
Disebut Sabar, pembangunan bank sampah sebenarnya
dapat menguntungkan pemerintah maupun rakyat. Bank sampah merupakan
perwujudan dari ekonomi kerakyatan dan Pemda diuntungkan karena bank
sampah bisa membuat berkurangnya sampah menyusul minimnya TPA (tempat
pembuangan akhir) dewasa ini.
"Kegiatan ini membuat peluang kerja
bagi pelaku. Selain proyek pembangunannya ada beberapa upaya yang
pemerintah lakukan," tutur Sabar.
Upaya yang dimaksud Sabar
terkait dengan memberikan motivasi bagi Pemda agar mau mengembangkan
program-program kebersihan di daerah-daerah masing-masing. Seperti
penghargaan Adipura.
"Lewat Adipura untuk menghargai Pemda. Penghargaan Suistanable City, ini
kompetisi untuk Kota/Kab Asean Member. Ada 3 unsur dinilai yaitu clean
air, clean water, dan clean land. Kita pernah menang tahun 2009,
Palembang (clean water) dan Ujung Pandang (clean air)," Sabar
menjelaskan.
Sabar belum bisa memastikan sudah berapa persen bank
sampah yang telah ada dari 1.000 yang ditargetkan. Namun yang dapat
dilihat menurut Sabar adalah dengan berkurangnya sampah-sampah karena
sudah ada kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang sampah dengan
menjadikannya industri. Contohnya pembuatan tas atau pernak pernik dari
sampah seperti bungkus plastik bekas kopi.
Bank sampah sendiri
merupakan program yang dilakukan oleh BPPT untuk mendukung GNIB. Sampah
kantor atau sampah industri dikelola oleh pihak-pihak tertentu seperti
cleaning service sehingga bisa menambah pemasukan mereka. Itu
berkesinambungan dengan penerapan 3R (reduce, reuse, recycle), salah
satunya dengan melalui rekondisi
Untuk pencanangan Gerakan
Indonesia Bebas Sampah sendiri, pemerintah telah 2 kali melakukan
pencanangan dengan mengumpulkan para wali kota dan bupati. Pertama kali
di Surabaya dan kedua di Sulawesi.
"Gerakan Indonesia bebas
sampah, 2 kali dicanangkan oleh menteri. Sudah dilakukan di beberapa
daerah lewat adipura. Kita lihat bagaimana daerah mengelola sampahnya
dan 3R. Kalau bupati/wali kota kelola mereka sudah dapat 14 poin. Secara
bertahap Indonesia akan bebas sampah pada 2020. Bukan artinya mereka
mengejar Adipuranya, tapi ingin agar warganya sehat. Kita akui dengan
verifikasi Adipura itu," papar Sabar.
Terkait dengan adanya pihak-pihak yang masih kurang aware terhadap
limbah yang dihasilkan, contohnya RS, pemerintah mengaku selalu
melakukan sosialisasi. Peranan Pemda juga sangat diperlukan dalam hal
ini.
"Biasanya mereka (yang kurang baik) mengelola limbah medis
seperti jarum suntik. Kami selalu sosialisasi ke daerah-daerah. Kita
undang Pemda dan RS-RS itu. Dengan prinsip pengelolaan limbah dan 3R
itu. Ini komponen dari Adipura juga dengan poin 8. Sehingga bupati/wali
kota Concern," tutup Sabar. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar