Partai Demokrat menggajak rekonsiliasi nasional jika Joko
Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) menjadi presiden dan wakil presiden di pemerintahan
mendatang. Sebab itu, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono bersedia
menempatkan kadernya di kabinetnya untuk rekonsiliasi.
“Demokrat akan ikut serta dalam pemerintahan Jokowi-JK kalau memang
itu untuk rekonsiliasi nasional,” papar anggota Dewan Pembinan Partai
Demokrat Mubarok, di Jakarta, Jumat (1/8/2014).
Ia menambahkan Demokrat tidak akan meminta-minta jabatan menteri
kepada Jokowi, tapi kalau diminta agar ada kader Demokrat duduk di
kabinetnya, maka itu pun akan dipertimbangkan.
Pertimbangan itu, menurut Mubarok, jabatan menteri tersebut untuk pos
yang strategis demi rekonsiliasi nasional untuk persatuan nasional.
“Kami akan menolak untuk pos menteri yang tidak strategis,” papar
Mubarok.
Ia menambahkan sampai kini Demokrat masih menunggu keputusan Mahkamah
Konstitusi (MK), karenanya Demokrat masih berada di kubu
Capres/Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sementara itu, Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky
Khadafi menilai SBY diyakini tidak akan menolak, kalau kader partainya
diminta untuk duduk di kabinet pemerintahan Jokwi-JK.
Menurut Khadafi, SBY menghendaki setelah tidak menjadi presiden agar
tidak ada lagi dendam politik dari pemerintahan Jokowi-JK nanti.
Karenanya, dengan menempatkan kader Demokrat di pemerintahan Jokowi-JK,
maka diharapkan dendam politik dapat dicegah, atau tidak terjadi.
“Karena bagaimana pun Jokowi menjadi presiden oleh Ketua Umum PDIP
Megawati. Kita tahu semuq bahwa masih ada masalah dalam hubungan
komunikasi antara SBY dan Mega,” tutur Khadafi.
Ia menilai dengan adanya kader Demokrat di pemerintahan Jokowi-JK,
maka diharapkan Jokowi sendiri yang akan mencuci piring kotor. “Jadi
tidak perlu ada sesuatu yang bisa sampai ke pengadilan, dan diam-diam
diselesaikan Jokowi sendiri,” tutur Khadfi.
Sebab itu, lanjut Khadafi, SBY berharap sekali ditelepon Jokowi, atau
ditemui Jokowi yang meminta kader Demokrat duduk di kabinet Jokowi. [Pos Kota]
Bicara Rekonsialasi tetapi masih ada ketidakrelaan.Sehingga nada yang terdengar bukan nyanyian merdu mendamaikan hati tetapi nada sumbang yang memekakan telinga..Prof Mubarok ada kesan meremehkan,Janganlah melihat orang dari ndeso n jelatanya tetapi dari kebaikannya karena jokowi bagaimanapun adalah presidenmu juga...
BalasHapusBila sikap anda dkk masih seperti ini, bisa dimungkinkan ada gerakan ruangan/kantor tanpa foto presiden ri ke-7 bagi kelompok anda..