Penataan kampung deret yang dilakukan oleh pemerintah provinsi
(pemprov) DKI Jakarta bertujuan untuk menata kawasan kampung kumuh di
Ibu Kota.
Nantinya, bangunan yang sudah dibangun tersebut akan dihibahkan kepada masyarakat setempat.
"Pemberian hibah bertahap. Ini supaya masyarakat ada rasa memiliki
untuk menjaga sendiri. Karena yang penting untuk menumbuhkan semangat
gotong royong," kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) di Taman
Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (2/3/2014).
Peran Pemprov DKI dikatakan Jokowi, hanya mengawasi dan mendampingi.
Pihaknya juga menyalurkan dana untuk pembangunan secara bertahap yakni
40 persen, 20 persen dan 20 persen. Artinya, dana pembangunan diturunkan
setelah bangunan berproses.
"Kalau perencanaan dilakukan dengan musyawarah. Kemudian digambar
oleh konsultan dan dikerjakan masyarakat. Dari Pemprov hanya mengawasi
dan mendampingi," kata Jokowi.
Sedikitnya, tahun ini Pemprov DKI akan membangun kampung deret di 70
lokasi. Jumlah tersebut, naik tiga kali lipat dari tahun lalu yang hanya
membangun di 26 lokasi saja.
Begitupun dengan minat masyarakat yang pada tahun ini meningkat dari
tahun sebelumnya. Jika di tahun 2013 Pemprov DKI yang mengejar
masyarakat agar bersedia, namun tahun ini justru sebaliknya.
"Tahun sekarang antre semua. Karena kita bangun mudah, drainase,
jalan dibangun. Hijauannya juga. Dulu rumah tidak ada sinar, jadi ada
sinar. Selain rumah dan tata lingkungan. Sehat ditambah infrastruktur,"
kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini juga menegaskan, dalam pembangunan kampung
deret tidak ada kaitannya dengan gusur-menggusur. Namun jika pemukiman
tersebut berada di bantaran dan jalan inspeksi, hal itu memang harus
dikerjakan.
"Penataan kampung padat dan kumuh itu ada dua, yakni kampung deret
dan rusun. Kalau kampung deret, dilakukan di lahan yang status hak
tanahnya tidak sengketa sehingga bisa dikerjakan," pungkasnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar