Jumat, 04 Oktober 2013

Di Makassar pun Jokowi Tetap Diiisukan Cari Cawapres

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menanggapi dengan santai wacana serta dorongan dan dukungan sejumlah politisi dari berbagai partai politik untuk ikut meramaikan bursa Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014. Apalagi menyebarnya isu dirinya ada berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Kabar tersebut santer muncul menyusul, setelah keduanya menggelar pertemuan khusus di rumah jabatan (rujab) Gubernur sebelum Jokowi meresmikan pembukaan Bank DKI di Jl Sam Ratulangi Nomor 18 Makassar, Jumat (4/10).
Tak diketahui apa isi pembicaraan dua pejabat daerah tersebut, karena pertemuannya digelar secara tertutup di ruang khusus rujab gubernur.

Pertemuan tersebut berlangsung sekitar 35 menit. Mulai pukul 09.00-09.45 wita. Syahrul yang ditemui usai pertemuan tersebut, enggan berkomentar banyak. Bahkan mantan Bupati Gowa dua periode tersebut mengatakan, tidak ada pembicaraan soal Pilpres antara dirinya dengan Jokowi.
"Tidak ada pembicaraan khusus, apalagi soal momentum politik yakni Pilpres atau saya akan maju berduet dengan pak Jokowi. Kita hanya hanya membicarakan soal keberadaan Bank DKI yang baru diresmikan hari ini," katanya kepada awak media yang menunggu di halaman rujab gubernuran.
Ditanya perihal sanjungan yang disampaikan kepada Jokowi, Syahrul mengatakan hal itu karena Jokowi membawa uang dengan membuka kantor cabang Bank DKI di Makassar.
"Ya namanya juga sesama kepala daerah, pasti basa-basinya banyak. Itukan bagian dari adat kita untuk menjamu tamu dengan menyanjung tamu kita," ujarnya.
Sementara, banyaknya dukungan serta dorongan dari partai lain, selain Golkar, Syahrul menjawabnya dengan diplomatis. Ia mengaku tidak akan melangkahi keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang telah menetapkan Aburizal Bakrie sebagai usungan Golkar untuk capres 2014.
"Tidak usahmi kodonk saya komentar nanti serba salah dan ujungnya malah saya dimarahi Pak Ical kasian," candanya.
Menurutnya, siapapun nantinya yang akan maju di Pilpres. harus bisa mensejahterahkan masyarakat Indonesia dan bisa memeratakan pembangunan di seluruh Indonesia.
"Kita bisa lihat, selama ini pulau Jawa menjadi prioritas pembangunan. Sementara daerah lain yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat," keluh Gubernur Sulsel dua periode ini.
Ditempat yang sama Jokowi juga ogah menanggapi tentang tingginya popularitas dirinya untuk di dorong maju di Pilpres.
"Saya tidak pikir nyapres, saya tidak pikir elektabilitas, saya tidak semuanya. Sekarang yang saya pikirkan adalah Jakarta. Bagaimana keluar dari permasalahn yang ada," sanggahnya.
Sementara ditanya tentang pertemuan dengan Syahrul Yasin Limpo, Jokowi mengatakan hanya melakukan pembicaraan tentang dibukanya kantor cabang Bank DKI di Makassar.
"Ndak ada pembicaraan khusus apalagi soal pribadi. Kami hanya bicarakan soal Bank DKI," tandas Gubernur yang dikenal suka blusukan ini. Tentang adanya wacana beberapa tokoh nasional yang akan dipasangkan dengan dirinya termasuk Jusuf Kalla dan Syahrul, Jokowi membantah hal tersebut.
"Kalau teman-teman menanyakan akan dengan siapa saya berpasangan. Saya akan jawab akan berpasangan dengan istri saya," kata Jokowi sambil berkelakar.
Diketahui, dua tokoh muda dan energik tersebut tidak lagi diragukan kemampuannya dalam menjalankan roda pemerintahan. Apalagi Syahrul yang notabene sudah layak berkiprah di kancah nasional dengan keberhasilannya mengharumkan nama Sulsel sebagai daerah peningkatan ekonominya yang melebihi standar nasional.
Ditambah dengan keberadaan Jokowi yang dikenal merupakan salah satu tokoh yang popularitasnya melebihi tokoh calon presiden yang telah bermunculan saat ini. Bahkan sejumlah lembaga survei nasional menyebut popularitas Jokowi jauh lebih diatas ketimbang Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, bahkan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri untuk di dorong menjadi calon presiden mendatang. Menanggapi wacana Jakowi dan Syahrul ingin nyapres, Politisi DPD Hanura Sulsel Irwan Ince mengatakan, jika keduanya sangat layak berkiprah di level nasional atau masuk dalam bursa pencalon pilpres. Legislator DPRD Sulsel ini menilai, ketokohan Syahrul untuk memimpin republik ini dianggapnya sudah pantas.
Apalagi dengan banyak kebijakan politik dan pembangunan nasional yang sudah ditorehkan oleh Syahrul selama dalam kepemimpinannya sebagai gubernur.
"Jika alat ukur itu yang menjadi syarat, maka dari sisi kepimpinan tidak ada kekurangan Pak Syahrul untuk maju," katanya. Berbicara soal kompetensi dan prestasi yang dimiliki SYL, eks politisi PDK tersebut mengaku tak meragukan apa yang dimiliki putra terbaik Sulsel tersebut. Ditambah lagi dengan jabatannya sebagai komandannya gubernur seluruh indonesia atau APPSI.
"Berbicara sebagai komandan gubernur itukan salah satu kompetensi yang dimiliki Pak Syahrul. Apalagi beliau bukan hanya politisi murni tapi juga dari birokrat," ujar Irwan.
Sementara berbicara Jokowi, menurut Irwan Jokowi memiliki talenta yang tak dimili oleh tokoh lainnnya. Artinya sangat pantas jika keduanya berdua. Karena bisa saling menutupi apa yang menjadi kekurangan keduanya.
"Tapi lagi-lagi tergantung partai pengusungnya. Tapi kalu kelayakan keduanya ada tokoh muda dan energik. Keduanya pantas dan layak bersatu," kata Irwan diamini oleh Wakil Ketua DPD Hanura Sulsel Mukhtar Tompo.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar