Rabu, 11 September 2013

Jangan Jokowi-Ahok Saja, Warga Jakarta Juga Harus Berubah

Pelan namun pasti, kerja Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberesi Jakarta mulai terlihat. Namun, jangan biarkan hanya mereka yang bekerja, warga Jakarta juga diharapkan mau berubah.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan, Pemprov DKI melalui Jokowi dan Basuki, harus tetap melibatkan masyarakat dalam menjalankan program kerjanya.
"Jadi tidak dibiarkan Gubernur dan Wakil Gubernur bekerja sendiri tapi masyarakat juga harus ikut berubah," kata Yayat, di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Gaya keras Ahok, kata dia, juga tidak perlu disorot. Sebab yang penting adalah kinerjanya untuk menjadikan Jakarta lebih baik.
"Ngapain kita membongkar karakter kekurangan. Keras, tegas, tuntas itu menunjukan hasil dibandingkan tidak bersuara keras, tau-taunya hasilnya jauh dari yang diinginkan," kata Yayat menambahkan.
Menurut Yayat, sifat Ahok yang terbuka dan blak-blakan memang akan membuat orang kaget. Namun, dengan demikian orang secara perlahan akan mencoba memahami, karena yang penting, kata Yayat, adalah kinerja, bukan karakternya.
Yayat menjelaskan, Jokowi dengan sifatnya yang dikenal kalem tidak akan bisa seperti Ahok, begitu juga sebalikanya. Perbedaan itu harus dihargai karena setiap orang mempunyai gaya dan pola masing-masing.
Menurut Yayat, kemungkinan banyak orang seperti Ahok. Namun karena dia seorang Wakil Gubernur DKI Jakarta, maka sikap tegasnya menjadi sorotan. Hal itu, kata dia, lebih baik ketimbang pemimpin dengan gaya sopan santun tapi ternyata berkelakuan buruk.
"Mendingan terbuka saja dengan tujuan baik. Keras, terbuka untuk yang baik itu boleh-boleh saja, asal tujuan untuk masyarakat, kepentingannya untuk Jakarta, dan Jakarta yang ingin berubah," kata Yayat.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar