Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna pesimis jika DKI Jakarta bisa
menjadi kota layak untuk anak. Menurut Yayat, banyak hal yang dapat
menggugurkan kriteria ibu kota sebagai kota layak anak, salah satunya
kepadatan penduduk, fasilitas umum yang tidak memadai.
"Jangankan kota layak anak, kota untuk hidup masyarakatnya saja sudah tidak layak," kata Yayat saat dihubungi, Selasa (25/6/2013).
Yayat
menjelaskan, DKI Jakarta baru bisa disebut sebagai kota layak anak jika
telah memiliki fasilitas bermain bagi anak-anak. "Terlebih saat ini di
setiap kecamatan tidak memiliki fasilitas bermain bagi anak-anak,
sehingga anak-anak tidak memiliki ruang bebas bergerak," kata pengamat
dari Universitas Trisakti tersebut.
Dia menambahkan, untuk
kelayakan kota layak anak, Pemprov DKI harus mengubah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) terlebih dahulu. Dalam RPJM 2013-2018
Jakarta, Yayat tidak melihat adanya program yang berkaitan dengan
anak-anak.
"Kalau mau membuat kota layak anak, ya ubah dulu RPJM itu," tegasnya.
Seperti
diketahui, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin membuat
Jakarta sebagai kota yang layak untuk anak. Untuk memenuhi syarat itu,
orang nomor satu Jakarta tersebut mengakui kota layak anak harus ada
forum bagi anak. Sehingga, ruang-ruang publik untuk anak seperti
perpustakaan, ruang IT harus dipenuhi di setiap kota.
"Kota yang
ada forum anaknya, kota yang ada ruang-ruang publik untuk anak,
kampung-kampung ada perpustakaan, ada ruang IT dan yang lain-lainnya,"
ujar Jokowi Di Cengkareng, Jakarta Barat, kemarin.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar