Pada rangkaian perayaan HUT DKI Jakarta ke-486, pemprov DKI menggelar drama musik kolosol yang di selenggarakan di Monas. Jokowi, Mega dan Puan nonton bersama, Mega dan Puan duduk di deretan VVIP, sedangkan Jokowi duduk lesehan bersama warga dan para wartawan agak jauh dari tempat sang ketua umum menonton.
Tak dapat menahan haru, ditengah pertunjukan mata Mega berkaca-kaca dan menitikkan air mata, dipalingkan mukanya sambil berkata,
"Sungguh perjuangan Alibasah mirip dengan perjuangan kakekmu (Soekarno)," bisik Mega kepada Puan yang tepat ada di sebelahnya.
Rupanya perasaan yang sama juga dirasakan Puan, dikeluarkanya sapu tangan dari sakunya, diusapnya air mata yang membasahi pipinya dan berbisik balik kepada Mega.
"Perjuangan Ariah juga mirip sekali dengan perjuangan mama (Megawati), 'gigih dan tak pernah menyerah'," bisik Puan tanpa memperdulikan linangan air matanya.
Entah karena apa (mungkin karena kedekatan emosional antara Jokowi, Mega dan Puan), Jokowi yang duduk agak jauh dari Mega dan Puan, juga merasakan hal yang sama. Direntangkannya sarung yang melilit lehernya (waktu nonton Jokowi berpakain khas Betawi) dan diusap air mata yang bercucuran di pipinya.
Melihat Jokowi sedih, para wartawan yang duduk lesehan bersamanya segera menghiburnya dan mencoba memecah kesedihan Jokowi dengan pertanyaan,
"Pak Jokowi, kalau boleh tahu, apa yang membuat Bapak bersedih, perjuangan Alibasah atau Ariah?," tanya wartawan kepada Jokowi.
Terbata-bata, disingkap sarung yang dipakai untuk menghapus air matanya, sambil berkata,
"Persetan dengan Alibasah dan Ariahnya, saya sedih karena takut kata-kata Puan menjadi keputusan partai, " kata Jokowi sambil terus menghapus air mata di pipinya dengan sarungnya.
"Kalian bayangkan, jika ibu Mega masih 'gigih dan tak pernah menyerah' menjadi Capres 2014, lalu saya bagaimana?," lanjut Jokowi pada para wartawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar