Sabtu, 29 Juni 2013

Jokowi: Meski Kecil, Rakyat Ingin yang Riil

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengkritik sikap elit politik yang enggan membaur ke masyarakat bawah. Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat berbicara dalam Seminar "Memimpin dengan Hati" di Universitas Islam Indonesia (UII) Jumat, 28 Juni 2013.
Menurut Jokowi konsep kepemimpinan yang dia ikuti sederhana, yakni rajin mengendus keluhan masyarakat. "Sekarang zamannya horizontal bukan vertikal. Rumus ini berlaku di pemerintahan maupun swasta," kata dia di depan ratusan mahasiswa dan akademisi UII.
Dia mengatakan tujuannya jarang berlama-lama di kantor atau memperbanyak rapat tidak penting untuk menyediakan banyak waktu mempelajari persoalan publik secara langsung. Jokowi mengatakan pemimpin pemerintahan di level lurah sekalipun bakal mudah tertipu dengan laporan data statistik serta hanya sibuk mengurusi perencanaan apabila jarang blusukan. "Masyarakat bawah itu disambangi saja, merasa 70 persen masalahnya tuntas, apalagi kalau segera diselesaikan," kata dia.
Dia merasionalisasikan kegemarannya blusukan dengan alasan untuk menganalisis persoalan riil masyarakat sekaligus memberikan kepastian kepada mereka bahwa pemerintah sedang berusaha mencari solusi. "Rakyat suka yang riil, meski bentuknya kecil-kecil," kata dia.
Dia berpendapat rumus rajin blusukan harus menjadi trend di kalangan pejabat pemerintahan agar praktik kepemimpinan makin responsif dengan masalah publik. "Perubahan cepat sekali, makanya harus sering dipantau langsung dan tidak bisa hanya mengandalkan laporan statistik," kata dia.
Meski begitu, Jokowi mengaku tidak mungkin menuntaskan persoalan di Jakarta dalam waktu singkat karena masalahnya kompleks. Usaha yang paling mungkin dilakukan ialah memahami medan dan merintis perbaikan multisektor. "Makanya, tiap hari kerjaan saya keliling dan mendata," ujar dia.
Buya Syafii Maarif, di tempat yang sama memuji konsep kerja Jokowi yang membuat bekas Wali Kota Solo itu menjadi pejabat paling populis di mata publik saat ini. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan Jokowi hanya perlu menuntaskan caru marut persoalan Jakarta agar semakin layak menjadi kandidat terkuat presiden. "Kalau mampu selesaikan masalah Jakarta, Sekjend PBB saja layak," kata dia.


Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar