Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengkritik sikap elit politik yang enggan membaur ke
masyarakat bawah. Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat berbicara dalam
Seminar "Memimpin dengan Hati" di Universitas Islam Indonesia (UII)
Jumat, 28 Juni 2013.
Menurut Jokowi konsep kepemimpinan yang dia
ikuti sederhana, yakni rajin mengendus keluhan masyarakat. "Sekarang
zamannya horizontal bukan vertikal. Rumus ini berlaku di pemerintahan
maupun swasta," kata dia di depan ratusan mahasiswa dan akademisi UII.
Dia mengatakan tujuannya jarang berlama-lama di kantor atau
memperbanyak rapat tidak penting untuk menyediakan banyak waktu
mempelajari persoalan publik secara langsung. Jokowi mengatakan pemimpin
pemerintahan di level lurah sekalipun bakal mudah tertipu dengan
laporan data statistik serta hanya sibuk mengurusi perencanaan apabila
jarang blusukan. "Masyarakat bawah itu disambangi saja, merasa 70 persen
masalahnya tuntas, apalagi kalau segera diselesaikan," kata dia.
Dia merasionalisasikan kegemarannya blusukan dengan alasan untuk
menganalisis persoalan riil masyarakat sekaligus memberikan kepastian
kepada mereka bahwa pemerintah sedang berusaha mencari solusi. "Rakyat
suka yang riil, meski bentuknya kecil-kecil," kata dia.
Dia
berpendapat rumus rajin blusukan harus menjadi trend di kalangan pejabat
pemerintahan agar praktik kepemimpinan makin responsif dengan masalah
publik. "Perubahan cepat sekali, makanya harus sering dipantau langsung
dan tidak bisa hanya mengandalkan laporan statistik," kata dia.
Meski begitu, Jokowi mengaku tidak mungkin menuntaskan persoalan di
Jakarta dalam waktu singkat karena masalahnya kompleks. Usaha yang
paling mungkin dilakukan ialah memahami medan dan merintis perbaikan
multisektor. "Makanya, tiap hari kerjaan saya keliling dan mendata,"
ujar dia.
Buya Syafii Maarif, di tempat yang sama memuji
konsep kerja Jokowi yang membuat bekas Wali Kota Solo itu menjadi
pejabat paling populis di mata publik saat ini. Mantan Ketua Umum PP
Muhammadiyah ini mengatakan Jokowi hanya perlu menuntaskan caru marut
persoalan Jakarta agar semakin layak menjadi kandidat terkuat presiden.
"Kalau mampu selesaikan masalah Jakarta, Sekjend PBB saja layak," kata
dia.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar