Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan lepas tangan soal penentuan harga ganti rugi lahan yang akan digusur untuk pembangunan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West 2. Hal itu ia sampaikan saat membuka audiensi dengan warga Petukangan Selatan di sebuah rumah makan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2013).
Di depan seluruh warga yang hadir di restoran itu, Jokowi menyatakan menolak ikut campur terlalu jauh terkait masalah pembebasan lahan. Bagi Jokowi, penentuan harga ganti rugi lahan menjadi urusan pihak investor yang terlibat dalam pembangunan jalan tol tersebut.
"Soal ganti rugi, saya enggak mau ikut campur terlalu dalam. Itu bukan urusan saya," kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menjamin proses pembebasan lahan, termasuk penentuan ganti rugi, akan berjalan baik. Dirinya berjanji akan terus mengawasi dan memastikan semuanya berjalan lancar sehingga tak ada pihak yang dirugikan.
"Saya enggak mau ada yang main-main. Kalau main-main, ya tahu sendiri," ujarnya.
Audiensi ini juga dihadiri oleh Asisten Sekda Bidang Pembangunan Wiryatmoko.
Jokowi Minta Warga Petukangan Tak Saling Memanasi
Jokowi berharap warga tidak saling mengibaskan suasana
panas dalam proses pembebasan lahan dan penentuan harga ganti rugi
terkait pembangunan Tol JORR-W2. Ia menjamin semua bisa diselesaikan
dengan baik, tanpa ada yang dirugikan.
"Jalan tol ini kepentingan
jutaan orang. Saya minta jangan saling mengompori, khususnya mereka
yang bukan warga setempat. Kita selesaikan dikit-dikit, semua senang,
dan warga di sini mendapat pahala," kata Jokowi
Jokowi menceritakan awal mula pembangunan tol yang berlokasi di Jakarta
Selatan itu. Tol itu dibangun sejak tahun 1993. Gara-gara krisis ekonomi
tahun 1997 hingga 1998, proyek tersebut distop.
"Kemudian
bergerak lagi mulai tahun 2008. Kemudian sekarang ini hampir selesai,"
kata Jokowi.
Menurut Jokowi, tol JORR W2 ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di dalam kota. Dengan begitu, proyek ini sangat penting.
"Kalau
ini selesai yang namanya kendaraan dari luar kota menuju Lampung,
Sumatera, itu tidak lewat tengah kota lagi. Jadi melingkar lewat sini.
Tahapan kedua sudah 5 tahun berjalan, ada kira-kira 1.019 KK yang
terkena proyek pembangunan JORR W2, dan sekarang tinggal 140-an," papar
Jokowi.
Harga
untuk ganti rugi lahan sebelumnya cukup bervariasi, tetapi umumnya
dihargai Rp 500.000 per meter persegi. Di sisi lain, warga menuntut
harganya dilipatgandakan menjadi Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per meter
persegi.
Jokowi ingin masyarakat tidak dirugikan dan berharap masalah ini bisa diselesaikan.
"Jadi
dalam musyawarah ini, mari kita rembukkan bersama, bicara dari hati ke
hati, dan saya ingatkan pada semua ini untuk kepentingan Jakarta dan
jutaan orang," harapnya.
"Saya hanya ingin mengawasi agar
berjalan baik. Tidak usah pakai teriak-teriak. Kita akan dengarkan.
Kalau bisa diputuskan siang ini, ya kita putuskan. Kalau tidak nanti
kita makan-makan lagi minggu depan. Kalau terus-terus ya enak,
makan-makannya yang enak," lanjut Jokowi sambil tersenyum.
"Sudah didengarkan beberapa keluhan warga, sementara kita musyawarahkan
dengan warga. Kalau mentok betul ya sudah. Kalau price sale keluar ya ga
bisa apa. Tapi warga ya jangan nuntut-nuntut amat," ujar Jokowi saat
menutup pertemuan dengan warga Petukangan.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar