Rabu, 24 April 2013

Jokowi Lepas Tangan Soal Ganti Rugi Lahan Petukangan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan lepas tangan soal penentuan harga ganti rugi lahan yang akan digusur untuk pembangunan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West 2. Hal itu ia sampaikan saat membuka audiensi dengan warga Petukangan Selatan di sebuah rumah makan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2013).
Di depan seluruh warga yang hadir di restoran itu, Jokowi menyatakan menolak ikut campur terlalu jauh terkait masalah pembebasan lahan. Bagi Jokowi, penentuan harga ganti rugi lahan menjadi urusan pihak investor yang terlibat dalam pembangunan jalan tol tersebut.
"Soal ganti rugi, saya enggak mau ikut campur terlalu dalam. Itu bukan urusan saya," kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menjamin proses pembebasan lahan, termasuk penentuan ganti rugi, akan berjalan baik. Dirinya berjanji akan terus mengawasi dan memastikan semuanya berjalan lancar sehingga tak ada pihak yang dirugikan.
"Saya enggak mau ada yang main-main. Kalau main-main, ya tahu sendiri," ujarnya.
Audiensi ini juga dihadiri oleh Asisten Sekda Bidang Pembangunan Wiryatmoko.

Jokowi Minta Warga Petukangan Tak Saling Memanasi

Jokowi berharap warga tidak saling mengibaskan suasana panas dalam proses pembebasan lahan dan penentuan harga ganti rugi terkait pembangunan Tol JORR-W2. Ia menjamin semua bisa diselesaikan dengan baik, tanpa ada yang dirugikan.
"Jalan tol ini kepentingan jutaan orang. Saya minta jangan saling mengompori, khususnya mereka yang bukan warga setempat. Kita selesaikan dikit-dikit, semua senang, dan warga di sini mendapat pahala," kata Jokowi

Jokowi menceritakan awal mula pembangunan tol yang berlokasi di Jakarta Selatan itu. Tol itu dibangun sejak tahun 1993. Gara-gara krisis ekonomi tahun 1997 hingga 1998, proyek tersebut distop.
"Kemudian bergerak lagi mulai tahun 2008. Kemudian sekarang ini hampir selesai," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, tol JORR W2 ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di dalam kota. Dengan begitu, proyek ini sangat penting.
"Kalau ini selesai yang namanya kendaraan dari luar kota menuju Lampung, Sumatera, itu tidak lewat tengah kota lagi. Jadi melingkar lewat sini. Tahapan kedua sudah 5 tahun berjalan, ada kira-kira 1.019 KK yang terkena proyek pembangunan JORR W2, dan sekarang tinggal 140-an," papar Jokowi.
Harga untuk ganti rugi lahan sebelumnya cukup bervariasi, tetapi umumnya dihargai Rp 500.000 per meter persegi. Di sisi lain, warga menuntut harganya dilipatgandakan menjadi Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per meter persegi.

Jokowi ingin masyarakat tidak dirugikan dan berharap masalah ini bisa diselesaikan.
"Jadi dalam musyawarah ini, mari kita rembukkan bersama, bicara dari hati ke hati, dan saya ingatkan pada semua ini untuk kepentingan Jakarta dan jutaan orang," harapnya.
"Saya hanya ingin mengawasi agar berjalan baik. Tidak usah pakai teriak-teriak. Kita akan dengarkan. Kalau bisa diputuskan siang ini, ya kita putuskan. Kalau tidak nanti kita makan-makan lagi minggu depan. Kalau terus-terus ya enak, makan-makannya yang enak," lanjut Jokowi sambil tersenyum.


"Sudah didengarkan beberapa keluhan warga, sementara kita musyawarahkan dengan warga. Kalau mentok betul ya sudah. Kalau price sale keluar ya ga bisa apa. Tapi warga ya jangan nuntut-nuntut amat," ujar Jokowi saat menutup pertemuan dengan warga Petukangan.




Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar