Wacana regenerasi kepemimpinan nasional muncul kembali. Hasil survei
menyebutkan dibutuhkan calon pemimpin alternatif di masa mendatang.
Hal tertuang dalam riset Founding Fathers House periode November
- Desember 2014 ditemukan 57,61 persen responden menilai regenerasi
kepemimpinan nasional sangat penting. 29,81 persen responden menilai
penting. 2,11 persen responden menilai tidak penting. 10.36 persen
responden tidak tahu."Publik bisa dilihat menginginkan tokoh-tokoh seperti Jokowi-Jokowi
lainnya," kata Peneliti Founding Fathers House, Dian Permata di kantor
FFH, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Menurut Dian tingginya respon publik mengenai isu regenerasi
kepemimpinan nasional tidak bisa dilepaskan dari pelajaran pada Pilpres
2004,2009 dan 2014. Di mana tokoh saat ini masih dikuasai muka lama.
"Untung saja, pada Pilpres 2014 ada sedikit warna berbeda dengan hadirnya Jokowi," katanya.
Dian mengatakan hadirnya Jokowi dalam pilpres 2014 mengubah peta
politik nasional. Sebab, posisi Jokowi bukan sebagai ketua umum maupun
ketua dewan pembina partai politik.
Selain itu, hasil survei FFH juga menunjukkan isu pemimpin alternatif
di masa datang menjadi penting. Sebanyak 77,33 persen responden menilai
isu tersebut sangat penting. 5,04 persen responden menilai penting.
3,11 persen responden menilai tidak penting. 1,19 persen responden
menilai sangat tidak penting. 13,3 persen responden tidak tahu.
"Rakyat sudah bosan dan etika sekat-sekat tidak bisa ditembus maka
lahirnya tokoh alternatif seperti Jokowi, Azwar Anas, Ridwan Kamil sudah
tidak bisa ditunda lagi," ujarnya.
Diketahui, riset dilakukan 17 November-29 Desember 2014 di 34
provinsi di Seluruh Indonesia. Menggunakan metodologi rambang berjenjang
(Multistage random sampling). Jumlah responden 1.090 orang. Margin Of
Error 2,97 persen. Level Of confidenxe 95 persen. Pengumpulan data
melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuisioner. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar