Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja menilai
kehadiran sosok Presiden Joko Widodo sebelum dilantik sebagai Presiden
RI, menjadi klimaks dari pencegahan korupsi khususnya di jajaran
eksekutif. Adnan mengakui, jajaran eksekutif kini telah menunjukkan
semangat antikorupsi meski belum mampu menular ke daerah.
"Kalau lihat dari figur menteri, sebagian kayak orang KPK. Dengan
berbagai kreasi unik berani lawan mafia," katanya dalam jumpa pers Anti
Corruption Film Festival (ACFFest) di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta,
Rabu (3/12/2014).
Adnan menambahkan, penangkapan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron
terkait dugaan suap menjadi bukti semangat anti korupsi di jajaran
eksekutif belum menjalar ke jajaran di daerah. Apalagi, tindakan Fuad
disebut sudah dilakukan sejak ia lama bahkan saat ia menjabat sebagai
Bupati Bangkalan.
"Koruptor di daerah masih biasa saja. Perlu gerakan masif agar bangsa sadar," bebernya.
Menurutnya, semangat anti korupsi ini dapat terus dikobarkan melalui
film. Sebab film, contoh Adnan, terbukti sukses membuat publik punya
stigma negatif terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Dulu tiap tahun nonton film PKI, kita jadi jijik. Kalau ada bekas PKI
ada tanda eks-tapol di KTP. Dengan demikian perlu upaya agar terstigma
sesuatu itu jahat," pungkas dia. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar