Senin, 08 Desember 2014

Maukah Jokowi Bermain Sedikit "Kotor"?

Pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies, J. Kristiadi, berpendapat, pemerintah bisa mengintervensi kisruh yang terjadi di tubuh Partai Golongan Karya. Ia menuturkan saat ini momen yang pas menarik partai beringin agar mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dalam konteks politik, intervensi itu sah-sah saja," kata Kristiadi kepada Tempo, Senin (8/12/2014). Menurut dia, Jokowi harus memilih kubu yang bisa mendukung program kerjanya hingga lima tahun ke depan.
Jokowi, ujar dia, tidak usah sungkan merapat ke kubu Agung Laksono yang terang mendukung program pemerintah.
Adapun kubu Aburizal Bakrie, kata Kristiadi, cenderung kuat di dalam Koalisi Prabowo Subianto. Golkar di bawah Ical dianggap sudah tidak ideologis dan cenderung menyelamatkan kepentingan beberapa orang saja. "Dengan ditarik pemerintah, Golkar bisa lebih demokratis dan menjadi partai sehat."
Kisruh Golkar akhirnya memuncak setelah adanya dua kubu. Kubu pertama digawangi Aburizal Bakrie melalui Musyawarah Nasional di Bali, pekan lalu. Sedangkan kubu kedua dimotori Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono yang terpilih sebagai ketua umum lewat Musyawarah Nasional di Ancol, Jakarta.
Dalam pemilihan tertutup yang berlangsung hingga Senin dinihari, 8 Desember 2014, Agung terpilih sebagai ketua umum dengan 147 suara. Ia menyisihkan dua pesaingnya, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang Kartasasmita, yang masing-masing hanya mendapatkan 77 dan 71 suara. Sedangkan satu suara abstain.
Maukah Jokowi bermaian sedikit "kotor" untuk memuluskan jalannya pemerintahanya? Hanya waktuyang mampu menjawabnya.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar