Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pemimpin negara yang bukan berlatar belakang ketua umum partai politik. Walaupun berasal dari PDI Perjuangan, Jokowi disebut sebagai petugas partai saja.
Atas hal itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menilai Presiden Jokowi tak mempunyai kekuatan penuh dalam pemerintahan. Hal ini akibat tak adanya kekuatan politik yang seratus persen mendukung kebijakannya.
"Dia (Jokowi) adalah presiden yang mempunyai kekuatan politik paling lemah. Tak ada kekuatan partai politik yang mampu dikontrol bahkan itu PDIP," kata Burhanudin dalam diskusi Tantangan Pemberantasan Korupsi Era Pemerintahan Jokowi-JK di kantor ICW Jakarta, Senin (8/12/2014).
Namun, menurutnya Jokowi mempunyai keunggulan di sisi mentalitas. Tak seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia tak pernah lari dari masalah.
"Tetapi terlihat dari karakter dia mempunyai keberanian seperti menaikkan BBM tak seperti SBY yang selalu pergi ke luar negeri saat ada kenaikan BBM. Jokowi juga terlihat mempunyai keberanian untuk konfrontatif," terang dia.
Oleh sebab itu, dia menyarankan masyarakat agar tak menggantungkan harapan terlalu besar pada Jokowi. Keberaniannya pun akan dihadang oleh partai politik pengusungnya jika berseberangan.
"Saya sarankan yang punya ekspektasi lebih pada Jokowi, menurunkan saja harapannya. Ini kira-kira tantangan Jokowi berhadapan dengan partai politik dan pendukungnya sendiri," pungkas dia. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar