Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi pameran industri alat
pertahanan 2014 atau Indo Defence 2014 di JI Expo Kemayoran, Jakarta,
Jumat (7//11/2014).
Kedatangan Jokowi ke pameran industri alat pertahanan itu telat satu
jam dari jadwal yang telah dikeluarkan Biro Pers yakni pukul 10.00 WIB.
Sebelumnya, Jokowi meresmikan pembukaan Kompas100 CEO Forum di Ballroom
Hotel Four Seasons, Jalan Rasuna Said, Jakarta.
Presiden Jokowi yang berkemeja batik warna cokalt tiba di lokasi
pameran, JI Expo, Kemayoran, Jakarta, pada sekitar pukul 11.00 WIB,
Jumat (7/11/2014). Dia didampingi Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu,
Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdjijanto, Panglima TNI Jenderal Moeldoko,
Kapolri Sutarman, KSAD Gatot Nurmantyo, Kapolda Metrojaya Unggung
Cahyono dan Pangdam Jaya Agus Sutomo.
Jokowi yang memakai baju batik
coklat lengan panjang itu mendengarkan keterangan dari penjaga stand
tentang kemampuan anak bangsa yang membangun dan memproduksi alat utama
sistem persenjataan (alutsista).
Kedatangan Jokowi juga menjadi daya tarik dari
sejumlah SPG yang menjaga both. Mereka berusaha mengambil gambar orang
nomor satu di negeri itu dengan ponsel pintarnya sambil
berdesak-desakan.
Kejadian unik juga terjadi di stand milik PT Pindad. Jokowi yang
diagendakan datang ke stand tersebut, ternyata membatalkan. Bahkan rompi
Pindad dan miniatur kendaraan tempur Anoa produksi Pindad yang akan
diberikan ke Jokowi batal. Alhasil, karyawan Pindad yang sudah menunggu
kedatangan Jokowi, terpaksa gigit jari.
"Iya Pak Jokowi masa enggak jadi kemari sih, padahal sudah kami siapkan rompi untuk bapak," ujar seorang penjaga stand.
Pada kunjungan kali ini, perhatian Jokowi
tertambat kepada prototype pesawat tanpa awak (drone) dan jet tempur
yang sedang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia, Bandung.
Satu per satu peserta pameran dikunjungi rombongan yang berkeliling
dengan menumpang mobil golf. Jokowi mulai berjalan kaki setelah
mengagumi kapal boat tempur Korps Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL,
pesawat drone dan kendaraan taktis milik Korps Brimob Polri.
Kemudian, Jokowi diajak masuk ke dalam gedung A3 tempat alutsista dari
berbagai macam negara dipamerkan. Di sana dia mampir ke stand PT
Dirgantara Indonesia (PTDI) yang memajang satu prototype pesawat jet
tempur Typhoon dengan kemampuan melebihi F-16 buatan AS.
"Ini akan menjadi tulang punggung TNI AU tahun 2022," jelas perwira TNI AU yang menjelaskan detail pesawat kepada Jokowi.
Lihat Produk Dalam Negeri
Perhatian Jokowi seketika berubah ketika seorang staf Kementerian
Pertahanan bernama Kolonel Gita memberikan penjelasan tentang panser
Anoa buatan PT Pindad. Mata Jokowi pun tampak asik melihat satu unit
panser Anoa yang berjarak lima meter sebelah kanannya.
Jokowi
selanjutnya turun dari 'golf car' untuk menyambangi perahu karet yang
biasa dipakai Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut beraksi. Kapal itu
memiliki panjang hanya sekitar tujuh meter.
Namun
yang menarik adalah kapal itu memiliki tangga penyeberangan yang
menjulang ke atas. Rupanya tangga itu dipasang untuk mempermudah pasukan
katak menaiki kapal yang lebih besar secara diam-diam saat menjalankan
operasi.
Kapal itu diberi nama Cantoka (Carrier and Tactical
Onboard Kopaska). Kapal itu merupakan desain prajurit TNI AL dari Dinas
Penelitian dan Pengembangan.
Kolonel Gita lantas mengajak Jokowi
melihat pameran di dalam gedung JIEXpo. Dalam gedung, Jokowi melihat
beraneka macam pabrikan alutsista. Mulai dari produsen simulator,
melihat lapak pabrik kapal selam Korea Selatan DSME, hingga perakit
pesawat tempur T-50 Negeri Gingseng.
Kunjungan Jokowi ke lapak
produsen alutsista Korea Selatan bukan tanpa sebab. Indonesia dan Korea
Selatan memiliki hubungan kerjasama pembuatan alat perang seperti kapal
selam Changbogo Class hingga pesawat tempur KFX/IFX.
Akan Buat Jera Pesawat Terbang Asing
Pesawat asing melintasi wilayah Indonesia tanpa izin semakin sering
terjadi. Setidaknya ada tiga pesawat asing yang melanggar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 2014 ini.
Jokowi dibuat geram dengan ulah pesawat asing
yang melintas tanpa izin. Jokowi meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan)
untuk memberi efek jera
"Ini urusan kementerian, yang penting ini harus dibuat jera," kata
Jokowi di area Indo Defence 2014 di JI Expo Kemayoran, Jakarta,
Jumat (7//11/2014).
Menurut Jokowi, bukan hanya pelanggaran wilayah udara, tetapi pelanggaran kapal asing yang memasuki perairan Indonesia.
"Bukan hanya yang di udara, tetapi di laut juga," pungkasnya.
Akan Tambah Kapal Patroli
Jokowi mengaku kapal milik Indonesia hanya sedikit yang dapat dipakai
berpatroli. Oleh karena itu, pemerintah ke depan berjanji akan menambah
jumlah kapal patroli.
"Ya kita harus ngerti, kapal patroli kita
kurang, sangat kurang. Oleh sebab itulah ya kita tambah, kita perlu
itu," kata Jokowi area Indo Defence, Jumat (7/11/2014).
Menurutnya,
penambahan kapal ini guna mengontrol ribuan kapal yang berlayar di
perairan Indonesia. Kapal-kapal itu, diakui Jokowi banyak yang tidak
jelas asal-usul dan tujuannya.
"Kalau endak bagaimana kita
mengendalikan 5.400 kapal yang tiap hari lalu-lalang. Banyak yang enggak
jelas daripada yang jelas," terang dia.
Selain itu, Jokowi
menyatakan berbagai kerjasama terkait sistem pertahanan dengan berbagai
negara untuk mendukung kemandirian industri pertahanan Indonesia. Hal
itu demi mendukung terwujudnya visi poros maritim dunia.
"Disiapkan
hal-hal yang dipakai untuk mendukung program itu (kemandirian industri
pertahanan). Baik poros maritimnya atau lautnya nanti dilihat kalau
nanti sudah dimulai, nanti dilihat," pungkas dia.
Janji Naikkan Anggaran Pertahanan
Jokowi berjanji menaikkan anggaran pembelian alutsista TNI. Kebijakan
itu akan direalisasikan saat pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas tujuh
persen.
"Itu kan sudah berkali-kali saya sampaikan, kalau
pertumbuhan ekonomi kita bertumbuh di atas tujuh persen, anggaran
pertahanan kita bisa tiga kali lipat daripada yang sekarang. Kalau endak
ya dari mana anggarannya?" Kata Jokowi di area Indo Defence,
Jumat (7/11/2014).
Menurutnya dengan tujuan modernisasi alutsista TNI,
perekonomian Indonesia harus digenjot. Jika perekonomian naik maka
pendapatan pemerintah juga naik, yang berimbas pada penambahan anggaran
alutsista TNI.
"Oleh sebab itu yang harus didorong pertumbuhan
ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi kita bagus, penerimaan negara akan
meloncat naik dan itu akan dipakai untuk sebagian menambah anggaran
pertahanan kita," terang dia.
Lanjut dia, tujuan kerja sama
industri pertahanan Indonesia guna menambah jumlah dan penguasaan
teknologi dalam negeri. Maka dari itu, kerja sama pertahanan dilakukan
dengan banyak negara agar tak membuat ketergantungan.
"Pertama
kita menambah kapasitas dan juga kita transfer of technology di situ,
bisa dilihat banyak kerja sama antara kita dengan negara yang lain. Saya
kira teknologi seperti itu yang kita butuhkan, dan kalau itu kita
lakukan dengan semua negara dan tidak ada ketergantungan dengan satu-dua
negara, akan lebih baik," kata Jokowi.
Pesan Jokowi
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu,
mengatakan Presiden Joko Widodo mengagumi alat utama sistem persenjataan
(alutsista) yang dipamerkan di pameran pertahanan Indo Defence yang
digelar di Jakarta International (JI) Expo, sejak tanggal 5 November
kemarin. Begitu melihat banyak alutsista dari negara peserta, ujar
Ryamizard, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, ingin supaya peralatan
militer RI sama hebatnya. Ryamizard menyebut hal itu tidak mustahil.
"Saya
katakan kepada Presiden hal itu (modernisasi alutsista--red), bisa
saja. Selama ada kemauan dan biayanya, maka tidak mustahil," ujar dia.
Sementara,
sebelumnya dalam seminar internasional bertema "Exploring Defence
Offset in Indonesia: Expectation, Partnership, and Strategy Engagemnt",
Ryamizard yakin Jokowi akan menepati komitmennya untuk meningkatkan
anggaran pertahanan hingga mencapai 1,5 persen dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).
"Jokowi konsisten akan memodernisasi
alutsista dengan naikkan 1,5 persen di dalam visi dan misinya," kata dia
pada Kamis kemarin di Kemayoran.
Saat ini jumlah anggaran
pertahanan Indonesia baru mencapai Rp83 triliun atau sekitar 0,8 persen
dari APBN. Nominal itu belum cukup untuk meningkatkan pertahanan
nasional, sebab wilayah Indonesia begitu luas.
Dalam pameran Indo
Defence tahun ini, terdapat 30 negara yang ikut berpartisipasi. Pameran
akan berakhir pada Sabtu, 8 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar