Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan e-blusukan dengan menggelar teleconference di dua tempat yaitu Aceh dan Sinabung, Sumatera Utara dari Pendopo Wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Dua wilayah itu dipilih Jokowi karena keduanya tengah mengalami musibah.
Warga Sinabung yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung dan warga Aceh yang saat ini terkena musibah banjir. Dalam teleconference itu, Jokowi kebanjiran keluhan. Warga Aceh mengeluhkan banjir yang datang setiap tahun. Banjir itu bahkan hingga mencapai tiga meter, sehingga warga harus mengungsi. Meski saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing tetapi perekonomian mereka masih lumpuh.
"(Bantuan) Sudah di posko, tetapi sejak pulang ke rumah kami belum. Setelah terjadi banjir itu kembali ke rumah kami tidak bisa mencari uang. Kami berharap bantuan selama masa darurat ini pada kami," kata salah satu warga Aceh Barat itu.
Menurut salah satu warga Aceh, warga yang tak bisa makan sebanyak 3.000 kepala keluarga. Mendengar keluhan warga ini, Jokowi mengaku akan langsung mengirimkan bantuan makanan ke Aceh. "Besok langsung dikirim, minta apa saja?" kata Jokowi.
"Bahan pokok, harta lain mungkin bapak presiden sudah tahu. Kami serahkan pada pemerintah," kata warga itu.
Warga Meulaboh juga mengeluhkan hal yang sama kepada Presiden Jokowi. Mereka berharap bantuan pemerintah di tengah musibah banjir yang tengah mereka alami.
Setelah e-blusukan ke Aceh, Jokowi berpindah ke Sinabung. Di sana, Jokowi bertanya mengenai perkembangan pembangunan jalan menuju tempat relokasi pengungsian.
"Saya mau tanya, jalan menuju ke relokasi sudah mulai?" tanya Jokowi.
Kemudian, warga Sinabung itu menjawab bahwa sejak Jokowi datang ke Sinabung, TNI langsung ikut turun memperbaiki jalan ke tempat pengungsian itu.
"Kalau selesainya itu saya lihat waktu kedatangan KSAD kemarin karena banyak TNI jadi lebih cepat selesainya," ujar warga Sinabung itu.
Jokowi pun meminta jika jalan itu sudah selesai, dia minta untuk dilapori. Namun, Jokowi juga mewanti-wanti agar warga juga ikut membantu membangun jalan.
Kemudian, Jokowi beralih ke beberapa daerah di Sinabung lainnya, mereka mengeluhkan tak adanya makanan dan sumbangan dari pemerintah.
"Keluhan kami sekarang, sudah 5 bulan tidak dapat apa-apa, mohon bantuan sembako, sudah 5 bulan tidak menerima," ujar warga.
Jokowi pun langsung meresponsnya dengan memerintahkan jajarannya untuk mengirimkan bantuan sembako ke Sinabung. Saat e-blusukan itu, Jokowi didampingi Kepala BNPB Syamsul Maarif dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa.
Jokowi pun langsung memerintahkan Syamsul Maarif untuk mengirim perahu ke Aceh.
"Yang banjir di Aceh yang butuh perahu, segera dikirim. Yang lain-lainnya sembako urusan sayalah," ucap Jokowi.
Sementara, Syamsul mengatakan BNPB sudah mengirimkan bantuan senilai Rp4 miliar untuk membantu warga Aceh melalui pemerintah daerah.
Berikut Transkrip e-Blusukan Jokowi :
Jokowi mengawali vide conference dengan salah seorang warga Sinabung.
Pria berusia sekitar 30 tahun itu langsung menyampaikan keluhan, enam
bulan dia dan warga sekitar tidak mendapatkan bantuan apapun dari
pemerintah, kecuali paket yang diberikan Jokowi pada kunjungan ke
Sinabung pekan lalu.
"Besok saya kirim ya, di situ ada berapa KK," tanya Jokowi.
"Ada 160 KK pak," jawab warga Sinabung tersebut.
"Ada minta tambahan plus lagi nggak," tanya Jokowi lagi.
"Iya pak," jawab si warga itu.
"Nanti saya kirim sembakonya plus saya kasih Rp 500 ribu," ujar Jokowi yang dibalas dengan ucapan terima kasih.
Jokowi
lantas berganti menyapa warga di Aceh yang menjadi korban banjir.
Seorang warga Aceh menjawab kondisi di tempat dia tinggal masih banjir.
"Masih kemarau, di Aceh sudah banjir ya?" tanya Jokowi.
Pria
tersebut lantas menjelaskan bahwa banjir di wilayahnya sudah terjadi
secara rutin selama tujuh tahun terakhir. Dan tahun ini, kata dia,
adalah banjir dengan skala terbesar. "Ini seperti tsunami kedua bagi
kami. Bedanya waktu tsunami korban keluarga, kalau ini korban harta,"
ujar pria tersebut.
Pria itu menyatakan ketinggian banjir mencapai 3 meter. Ada sekitar 3.000 kepala keluarga yang menjadi korban.
"Ya besok langsung dikirim ya. Mintanya apa," tanya Jokowi.
"Bahan pokok Pak utamanya. Kalau ada harta lain, mungkin belum. Kami serahkan kepada pemerintah," ujar pria tersebut.
"Besok kita kirim ke Aceh ya," ujar Jokowi.
Video conference
lantas beralih ke warga Aceh lainnya, yang ada di Meulaboh, Aceh Baru.
Warga yang ini menyatakan wilayahnya dihuni oleh mayoritas petani. Para
warga tak bisa mengolah sawah karena bibit padi terendam banjir.
"Karena
ini bencana rutin, kami minta bantuan transportasi seperti perahu
karet. Dari sisi kesehatan kami butuh Puskesmas yang dekat supaya kami
tidak tergesa-gesa lari ke pusat karena jauhnya sampai 5 Km. Kemarin ada
korban jiwa bayi kedinginan, karena lokasinya jauh," ujar si warga.
"Kalau ada juga uang kaget Pak," sambung pria asal Meulaboh itu yang sontak membuat ruangan pendopo bergemuruh tawa.
"Ya
besok sekalian saya kirim ya. Ditunggu kalau tidak besok ya besoknya
lagi karena butuh transportasi. Tapi tidak ada uang kagetnya. Sembako
kaget saja yang dikirim," ujar Jokowi.
Lantas, Jokowi berganti
menyapa seorang warga perempuan bernama Natalie di Kabanjahe, Sumut.
Natalie meminta bantuan berupa posko kesehatan dan posko keamanan.
"Kamar mandi juga rusak semua, mohon perbaikan. Dan juga diberikan lahan pertanian karena rusak total," ujar Natalie.
"Ibu Natalie nanti saya kirim utusan ke Sinabung untuk mampir ketemu
Ibu, nanti ditunjukkan ya mana kamar mandi yang tidak bisa dipakai,"
kata Jokowi.
Vide conference pun usai. Jokowi lantas memanggil
Kepala BNPB Syamsul Maarif. "Pak Syamsul itu yang di Aceh butuh perahu,
tolong dikirim. Kalau sembako biar urusan sayalah," ujar Jokowi.
"Siap Pak, laksanakan. Kami laporkan kami telah mengirim Rp 1,4 miliar untuk Pemda Aceh," kata Syamsul.
Jokowi lantas melakukan pertemuan tertutup dengan Mensesneg Pratikno dan juga Mensos Khafifah Indar Parawansa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar