Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sukses menyedot
perhatian warga Ibu Kota. Berbagai acara yang merakyat digelar pria asal
Solo itu. Pengamat Politik menilai, Jokowi ingin tampil beda
dibandingkan pemimpin lainnya.
"Kalau menurut saya dia ingin tampil beda, itu sah-sah saja," kata Pengamat Politik Unpad, Dedy Mulyana kepada Okezone, Sabtu (22/6/2013).
Dia
tak melihat gaya Jokowi meniru tokoh lainnya termasuk mantan Presiden
Soekarno. Dedy yakin, kedekatan dengan warga murni gaya Jokowi tanpa
dibuat-buat. "Ini khas Jokowi," singkatnya.
Dampak dari kedekatan
Jokowi dengan warga tentu positif. Namun, akan sulit menembak apakah
ada agenda tersembunyi atau tidak dibalik kegiatan Jokowi. Soal isu
pencapresan Jokowi, Dedy menyarankan tidak pada Pemilu 2014.
"Mendingan tuntaskan dulu Jakarta, peluang Capres akan lebih terbuka," ungkapnya.
Sebaliknya,
jika Jokowi gagal memimpin Ibu Kota, maka dampak buruknya juga akan
besar. "Lebih baik dia (Jokowi) sabar. Jangan sampai dianggap
oportunis," cetusnya.
Sementara, Pengamat Politik AS Hikam
berharap tidak ada yang cerewet dengan banyaknya pesta rakyat yang
digelar Jokowi. Dia menilai, hingga saat ini tidak ada yang salah jika
Jokowi membuat acara yang menghibur warga.
"Jokowi itu memang
disukai rakyat dan dia tahu cara membuat rakyat dekat dengan pemerintah.
Jokowi apa adanya, pestanya dengan banyak orang, jadi jangan ada yang
nyinyir (cerewet)," kata dia.
Menurutnya, beragam acara yang
melibatkan warga Ibu Kota merupakan bagian dari Jokowi bersosialisasi.
Selama ini, pemerintah dikenal jauh dengan rakyatnya. "Dia punya
strategi pendekatan komunikasi dengan rakyat begitu, bukan hanya
memerintah sana sini," tegasnya.
Kalau pemimpin dekat dengan
rakyat, kemungkinan besar program pemerintah juga akan mendapat
dukungan. Rakyat akan menuruti keinginan Jokowi karena percaya jika
mantan wali kota Solo itu sudah dekat.
"Kalau pemimpin tidak dekat, rakyat juga tidak akan mau menuruti," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar