Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sempat marah ketika kecewa dengan layanan pengurusan berkas di Sudin UMKM Jakarta Timur. Kemarahan tersebut dinilai wajar.
"Itu hal yang wajar. Dengan fasilitas yang cukup untuk pegawai di lingkungan Pemprov DKI, tunjangan besar mereka besar, kinerja juga harus ditingkatkan. Arahan sudah berulang-ulang," ujar pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago, Sabtu (19/10/2013).
Andrinof mengatakan setiap jajaran di pemprov DKI harus sudah bisa mengikuti ritme kerja Jokowi. Namun Andrinof pesimis jajaran di lingkungan pemprov DKI mampu.
"Jangankan menyesuaikan dengan Jokowi, yang cepat, menyesuaikan dengan standar normalpun tidak. Pantas Jokowi akhirnya marah, orang yang paling sabar sejagat raya pun akan marah," ungkapnya.
Andrinof berharap Jokowi terus melakukan sidak ke kantor-kantor pemerintah darah di Jakarta. Selain itu sanksi tegas untuk mereka yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik diyakini akan memberi efek jera.
"Tindakan tegas, setelah peringatan tentu diberikan sanksi, mencopot posisinya," tuturnya.
Tidak seperti biasanya yang kalem dan tenang, Gubernur Jokowi, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat sidak ke kantor Wali Kota Jakarta Timur. Servis yang buruk di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) membuat orang nomer satu di Jakarta itu pergi tanpa salam.
Di lantai 3 kantor Wali Kota tepatnya di ruang Sudin UMKM, Jokowi tak menemukan orang yang bisa membantunya untuk mengurus pendaftaran perusahaan. Jokowi malah menemukan ruangan sepi, komputer yang terpassword, dan komputer yang bekas digunakan bermain game.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar