Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lusius
Karus mengemukakan, gaya parpol saat ini sungguh berbanding terbalik dengan
gaya Joko Widodo (Jokowi).
Jika
parpol-parpol sudah tersedot energinya secara penuh untuk mendapatkan tokoh
yang layak dicalonkan menjadi Presiden, Jokowi justru menunjukkan bahwa pekerjaannya
sekarang menjadi yang paling utama.
"Jokowi sesungguhnya sedang mengolok-olok parpol yang memang hanya peduli
dengan jabatan dan kekuasaan ketimbang memanfaatkan waktu dan kekuasaan mereka
untuk berbakti nyata kepada bangsa. Walaupun parpol-parpol diuntungkan oleh
perintah UU sebagai pihak yang berhak mencalonkan presiden, tetapi sesungguhnya
hampir semua partai saat ini tak ada yang pantas untuk menjadi kendaraan
politik Jokowi menuju kursi RI I," kata Lusius di Jakarta, Selasa (6/8)
malam.
Ia menjelaskan, legitimasi etis kekuasaan yang menjadi pijakan Jokowi dalam
memimpin sungguh tak berjalan seiring dengan kecenderungan parpol yang hanya
menjalankan demokrasi sebagai alat untuk meraih kekuasaan semata.
Praktek
kepemimpinan Jokowi merupakan koreksi total terhadap gaya parpol-parpol
dalam memimpin bangsa.
Jokowi mendasarkan kepemimpinan dengan modal integritas
dan kerja keras, sedangkan partai-partai menghindari integritas dan kerja keras
itu dalam prakteknya.
"Jika banyak parpol merebut Jokowi maka kita harus mengatakan bahwa
parpol-parpol itu hanya meributkan kegagalan mereka untuk melahirkan pemimpin
berintegritas seperti Jokowi. Keasyikan mereka untuk merebut kekuasaan
menelantarkan misi mendasar parpol pada kerja nyata bagi bangsa dalam arti sesungguhnya
termasuk melahirkan calon pemimpin berintegritas," tuturnya.
Dia juga menegaskan jika integritas menjadi acuan, maka parpol-parpol yang ada
saat ini tak satupun yang layak untuk dijadikan kendaraan politik Jokowi menuju
RI I.
Sosok Jokowi ini melebihi kapasitas dan integritas parpol yang ada saat
ini sehingga kalaupun Jokowi harus dicalonkan menjadi presiden 2014, maka itu
hanya karena masyarakat yang menghendakinya, bukan parpol-parpol yang
mengusungnya, apalagi yang meributkannya saat ini.
Sementara Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said
Salahudin mengemukakan parpol-parpol memperebutkan Jokowi karena hampir semua
lembaga survei menempatkan jokowi sebagai kandidat terkuat dan pada saat yang
sama hampir tidak ada suara-suara yang menolak hasil survei itu.
Maka dapat
kita katakan bahwa sesungguhnya Jokowi adalah "Presiden RI"
hari. Karena itu pula wajar dalam politik jika ada kandidat terkuat,
kandidat lain atau parpol lain ingin merebut hati jokowi.
Sumber :
suarapembaruan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar