Rabu, 07 Agustus 2013

Jokowi Serius Bekerja, Parpol Serius Rebut Kekuasaan

Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lusius Karus mengemukakan, gaya parpol saat ini sungguh berbanding terbalik dengan gaya Joko Widodo (Jokowi).
Jika parpol-parpol sudah tersedot energinya secara penuh untuk mendapatkan tokoh yang layak dicalonkan menjadi Presiden, Jokowi justru menunjukkan bahwa pekerjaannya sekarang menjadi yang paling utama.
"Jokowi sesungguhnya sedang mengolok-olok parpol yang memang hanya peduli dengan jabatan dan kekuasaan ketimbang memanfaatkan waktu dan kekuasaan mereka untuk berbakti nyata kepada bangsa. Walaupun parpol-parpol diuntungkan oleh perintah UU sebagai pihak yang berhak mencalonkan presiden, tetapi sesungguhnya hampir semua partai saat ini tak ada yang pantas untuk menjadi kendaraan politik Jokowi menuju kursi RI I," kata Lusius di Jakarta, Selasa (6/8) malam.
Ia menjelaskan, legitimasi etis kekuasaan yang menjadi pijakan Jokowi dalam memimpin sungguh tak berjalan seiring dengan kecenderungan parpol yang hanya menjalankan demokrasi sebagai alat untuk meraih kekuasaan semata.
Praktek kepemimpinan Jokowi  merupakan koreksi total terhadap gaya parpol-parpol dalam memimpin bangsa.
Jokowi mendasarkan kepemimpinan dengan modal integritas dan kerja keras, sedangkan partai-partai menghindari integritas dan kerja keras itu dalam prakteknya.
"Jika banyak parpol merebut Jokowi maka kita harus mengatakan bahwa parpol-parpol itu hanya meributkan kegagalan mereka untuk melahirkan pemimpin berintegritas seperti Jokowi. Keasyikan mereka untuk merebut kekuasaan menelantarkan misi mendasar parpol pada kerja nyata bagi bangsa dalam arti sesungguhnya termasuk melahirkan calon pemimpin berintegritas," tuturnya.
Dia juga menegaskan jika integritas menjadi acuan, maka parpol-parpol yang ada saat ini tak satupun yang layak untuk dijadikan kendaraan politik Jokowi menuju RI I.
Sosok Jokowi ini melebihi kapasitas dan integritas parpol yang ada saat ini sehingga kalaupun Jokowi harus dicalonkan menjadi presiden 2014, maka itu hanya karena masyarakat yang menghendakinya, bukan parpol-parpol yang mengusungnya, apalagi yang meributkannya saat ini.
Sementara Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin mengemukakan parpol-parpol memperebutkan Jokowi karena hampir semua lembaga survei menempatkan jokowi sebagai kandidat terkuat dan pada saat yang sama hampir tidak ada suara-suara yang menolak hasil survei itu.
Maka dapat kita katakan bahwa sesungguhnya Jokowi adalah "Presiden RI" hari.  Karena itu pula wajar dalam politik jika ada kandidat terkuat, kandidat lain atau parpol lain ingin merebut hati jokowi.

Sumber :
suarapembaruan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar