Minggu, 05 Mei 2013

Jokowi Tetap Menjadi Maharaja Survei

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi tokoh paling potensial sebagai kandidat alternatif di 2014. Hasil itu dirilis oleh Pol Tracking Institute terhadap tokoh-tokoh yang berhasil memimpin daerahnya.
"Kejenuhan publik terhadap tokoh-tokoh lama yang kembali membidik Pemilu 2014 juga mendorong munculnya tokoh-tokoh alternatif yang menjanjikan tapi belum diwacanakan," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Hanta Yudha dalam jumpa pers di Hotel Morrissey, Jakarta, Minggu (5/5/2013).
Survei dilaksanakan Januari s/d April 2013 melalui metode dan melibatkan opinion leaders seperti akademisi, pakar daerah, politisi senior, tokoh mahasiswa, jurnalis, pimpinan LSM, tokoh budaya dan pengamat politik. Proses penjaringan kandidat dimulai tokoh yang memimpin daerah periode lima tahun.
"Aspek yang dinilai, integritas, gagasan, visioner, leadership skill, pengalaman prestatif, keberanian ambil keputusan, komunikasi publik, aspiratif dan responsif, penerimaan publik dan  penerimaan partai," katanya.
Dari 10 aspek yang dinilai maka Jokowi menempati posisi tertinggi dengan nilai 82,54, disusul oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini (76,33); Fadel Muhammad (70,38); Syahrul Yasin Limpo (70,31); Isran Noor (70,14); Gamawan Fauzi (70,00).
"Enam tokoh dengan bobot nilai tertinggi secara berurutan. Keenam nama ini diniali paling direkomendasikan," kata Hanta.
Ia mengatakan Jokowi dan Tri Rismaharini unggul dihampir semua aspek. Sedangkan, Fadel Muhammad, Syahrul Yasin Limpo dan Isran Noor memiliki keunggulan di berbagai aspek diantaranya visioner, intelektualitas, leadership skill, keberanian mengambil keputusan, responsif dan skill komunikasi politik.
Hanta mengatakan skor figur tersebut dipengaruhi oleh akses dan kiprah mereka di level nasional. Contohnya, Jokowi berangkat dari Solo dan menjadi Gubernur DKI. Lalu Tri Rismaharini selain walikota Surabaya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (APEKSI).
"Artinya para tokoh dari daerah selain berprestasi memimpin daerah juga terbukti kemampuan leadershipnya di level nasinoal," ujarnya.
Karena itu, kata Hanta, untuk mendorong munculnya tokoh-tokoh daerah yang potensial sebagai kandidat alternatif, maka partai politi perlu didorong untuk menyelanggarakan konvensi kandidasi presiden.
"Figur alternatif berkualitas sangat diperlukan agar publik dapat menikmati menu terbaik dari pegelaran hajatan demokrasi lima tahunan," tukasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar