Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurangi kemacetan dengan
membangun Mass Rapid Transit dan banjir dengan merelokasi warga Waduk
Pluit, tak berjalan mulus. Tak sedikit warga Jakarta yang menentang kebijakan ini.
Pengamat Tata Kota, Yayat
Supriatna menilai jika inilah tantangan sesungguhnya bagi Jokowi. "Itulah ujian yang sebenarnya. Bahwa masyarakat
di Jakarta berbeda dengan Solo," kata Yayat, Jumat
(17/5/2013).
Jokowi pernah berhasil menaklukkan hati pedagang
kaki lima di Solo agar bisa direlokasi. Namun, itu juga bukan perkara
mudah. Dia harus puluhan kali mengundang pedagang untuk dialog sambil
makan-makan.
Tapi, menurut Yayat, apa yang dihadapi Jokowi di
Jakarta berbeda dengan di Solo. Jika di Solo dia berhadapan dengan
pedagang kaki lima, sedangkan dengan dua masalah di atas, Jokowi
menghadapi karakteristik warga yang berbeda-beda.
"Kalau di sini yang
dihadapi adalah bukan PKL, tapi masyarakat menengah ke atas, contonya di
Fatmawati. Mereka yang sudah mapan secara ekonomi, sudah cerdas dalam
berfikir dan mereka tahu mana yang menurut mereka paling benar,"
terangnya.
Sedangkan di Waduk Pluit, Jokowi harus berhadapan
dengan masyarakat bawah. Menurut Yayat, sangat menentukan bagaimana
Jokowi menghadapi realitas itu.
"Dim manapun seorang gubernur akan menghadapi relaitas yang sama, ada yang pro ada yang kontra," ungkapnya.
Sebenarnya,
lannjut Yayat, apa yang dihadapi Jokowi saat ini adalah warisan
pemimpin Ibu Kota sebelumnya. Di mana, saat itu pemerintah tanpa
melibatkan masyarakat dalam merumuskan kebijakan. "Tiba-tiba Jokowi
dapat imbasnya," tegasnya.
Buktinya, Waduk Pluit yang disebut
sebagai aset Pemda DKI tapi bisa diduduki oleh warga. Ketika banjir
mengancam Jakarta, baru tersadar jika butuh waduk untuk menampung air
hujan. Padahal, lajutnya, di masa lalu anggaran untuk pemeliharaan Waduk
Pluit pun tak ada.
"Jadi apa yang terjadi hari ini, karena
adanya krisis kebijakan masa lalu yang pola, gaya dan sistem waktu itu
memang tidak se demokratis sekarang," ungkapnya.
Dia
menyarankan, Jokowi turun langsung menangani penolakan dari warga
Fatmawati dan Waduk Puit. Pasalnya, Yayat menilai, warga sudah tak
percaya lagi dengan pejabat-pejabat lainnya. Dia yakin, jika Jokowi bisa
berdialog secara rutin, masalah itu bisa selesai.
"Karena mereka
inginnya dengan Pak Jokowi, mereka enggak percaya dengan bawahannya
bisa mengambil keputusan sebagaimana yang mereka inginkan," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar