Minggu, 14 April 2013

Suprimasi: Jokowi Keok, Mahfud Unggul

Tidak seperti pada kebanyakan survei, di Jawa Timur Jokowi keok .Berdasarkan survei yang digelar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) bekerjasama dengan lembaga survei Suprimasi, Mahfud MD menempati urutan teratas.

Ketua Litbang ISNU Jatim Faza Dhora Nailufar mengatakan, survei ini dilakukan untuk menjaring opini warga NU terhadap figur yang layak menjadi capres di 2014 mendatang. Survei tersebut dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Jatim dengan jumlah responden 1238 orang.

"Banyak nama yang dianggap oleh responden layak untuk memimpin negeri ini. Ada 26 tokoh yang dipilih sebagai capres," ujarnya, Minggu (14/4/2013).

Dari 26 tokoh, yang masuk dalam posisi lima besar yakni Mahfud MD menempati urutan pertama dengan memperoleh prosentase 21,08 persen. Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan prosentase 12,76 persen. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memperoleh 11,15 persen. Menteri BUMN Dahlan Iskan 6,7 persen dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) memperoleh 5,33 persen.

"Bila dilihat dari lokasi tinggal responden, dari keseluruhan pemilih Mahfud MD, sebagian besar menyebar di beberapa kabupaten. Tetapi mayoritas responden di Kabupaten Banyuwangi," tuturnya.

Sedangkan pemilih Jokowi juga tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Namun, mayoritas berada di Lumajang, Pasuruan dan Pamekasan. Prabowo juga tersebar di beberapa daerah, tapi paling banyak di Kota Batu, Lumajang dan Banyuwangi. Dahlan Iskan juga banyak dipilih di Kota Batu, Kota Blitar, Malang dan Madiun. Sedangkan Ical, mayoritas pemilihnya banyak dari Pasuruan dan Jember.

"Pertimbangan memilik Pak Mahfud MD, karena figur yang tegas. Dapat menyelesaikan permasalahan di MK dengan baik dan tegas, walaupun masalah tersebut menimbulkan pro dan kontra. Kemudian, sosoknya selama ini juga relatif bersih dari skandal korupsi," terangnya.

Ical Tak Disukai Warga NU di Sidoarjo

Ketua Umum Partai Golkar mendapatkan tempat di hati warga nahdiyin di Pasuruan dan Jember. Namun, berbeda dengan di Sidoarjo. Tak ada satu pun warga NU di Sidoarjo memilih Aburizal Bakrie itu.

"Di sini dari hasil survei kami tentang capres pilhan warga NU, ternyata Aburizal Bakrie tidak ada pemilihnya di Sidoarjo. Mungkin ini terkait dengan namanya dengan lumpur Lapindo Sidoarjo yang sampai sekarang belum tuntas," ujar Dhora.

Korban semburan lumpur Lapindo bukan semuanya warga NU. Namun, warga nahdiyin cukup sensitif menyikapi permasalahan semburan lumpur. Termasuk memilih sosok capres pilihannya.

"Artinya kalau capres itu bermasalah dengan teman-temannya di lokasinya, maka tidak akan memilih. Mereka lebih memilih capres lain yang relatif bersih dan tidak pernah terlibat skandal di Sidoarjo," jelasnya.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar