Tidak seperti pada kebanyakan survei, di Jawa Timur Jokowi keok .Berdasarkan survei yang digelar
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) bekerjasama dengan lembaga survei
Suprimasi, Mahfud MD menempati urutan teratas.
Ketua Litbang ISNU
Jatim Faza Dhora Nailufar mengatakan, survei ini dilakukan untuk
menjaring opini warga NU terhadap figur yang layak menjadi capres di
2014 mendatang. Survei tersebut dilakukan di seluruh kabupaten dan kota
di Jatim dengan jumlah responden 1238 orang.
"Banyak nama yang
dianggap oleh responden layak untuk memimpin negeri ini. Ada 26 tokoh
yang dipilih sebagai capres," ujarnya, Minggu (14/4/2013).
Dari
26 tokoh, yang masuk dalam posisi lima besar yakni Mahfud MD menempati
urutan pertama dengan memperoleh prosentase 21,08 persen. Kemudian
disusul Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan prosentase 12,76 persen.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memperoleh 11,15
persen. Menteri BUMN Dahlan Iskan 6,7 persen dan Ketua Umum Partai
Golkar Aburizal Bakrie (Ical) memperoleh 5,33 persen.
"Bila
dilihat dari lokasi tinggal responden, dari keseluruhan pemilih Mahfud
MD, sebagian besar menyebar di beberapa kabupaten. Tetapi mayoritas
responden di Kabupaten Banyuwangi," tuturnya.
Sedangkan pemilih
Jokowi juga tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Namun, mayoritas
berada di Lumajang, Pasuruan dan Pamekasan. Prabowo juga tersebar di
beberapa daerah, tapi paling banyak di Kota Batu, Lumajang dan
Banyuwangi. Dahlan Iskan juga banyak dipilih di Kota Batu, Kota Blitar,
Malang dan Madiun. Sedangkan Ical, mayoritas pemilihnya banyak dari
Pasuruan dan Jember.
"Pertimbangan memilik Pak Mahfud MD, karena
figur yang tegas. Dapat menyelesaikan permasalahan di MK dengan baik dan
tegas, walaupun masalah tersebut menimbulkan pro dan kontra. Kemudian,
sosoknya selama ini juga relatif bersih dari skandal korupsi,"
terangnya.
Ical Tak Disukai Warga NU di Sidoarjo
Ketua
Umum Partai Golkar mendapatkan tempat di hati warga nahdiyin di Pasuruan
dan Jember. Namun, berbeda dengan di Sidoarjo. Tak ada satu pun warga
NU di Sidoarjo memilih Aburizal Bakrie itu.
"Di sini dari hasil
survei kami tentang capres pilhan warga NU, ternyata Aburizal Bakrie
tidak ada pemilihnya di Sidoarjo. Mungkin ini terkait dengan namanya
dengan lumpur Lapindo Sidoarjo yang sampai sekarang belum tuntas," ujar
Dhora.
Korban semburan lumpur Lapindo bukan semuanya warga NU.
Namun, warga nahdiyin cukup sensitif menyikapi permasalahan semburan
lumpur. Termasuk memilih sosok capres pilihannya.
"Artinya kalau
capres itu bermasalah dengan teman-temannya di lokasinya, maka tidak
akan memilih. Mereka lebih memilih capres lain yang relatif bersih dan
tidak pernah terlibat skandal di Sidoarjo," jelasnya.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar