Jumat, 11 Januari 2013

Jokowi Gusar Banyak Kecaman di Twitternya soal Enam Ruas Tol

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui untuk melanjutkan megaproyek enam ruas tol dalam kota. Banyak pihak yang setuju dengan langkah Jokowi, tetapi tidak sedikit pula yang sangat menyesalkan kebijakan tersebut. Langkah Jokowi mendapatkan tentangan karena kebijakan itu dinilai tidak prorakyat.

Kecaman dari berbagai pihak tersebut ternyata memang telah terdengar sampai ke telinga mantan Wali Kota Solo tersebut. Jokowi mengaku terus memantau pihak-pihak yang memberikan protes kepadanya melalui akun Twitter pribadinya, yaitu @jokowi_do2.
"Sekali lagi saya sampaikan kalau saya itu pro pada transportasi massal; agar elevated bus bisa masuk, silakan. Jangan dikomentari terlalu jauh dulu-lah. Saya dengar kok dari pakar-pakar, termasuk mereka yang berkicau di twitter. Lah iya saya juga mengerti kok baca-baca terus," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (11/1/2013).
Langkah selanjutnya, kata dia, akan membuat public hearing untuk proyek enam ruas tol dalam kota. Jokowi berjanji akan mengundang semua pakar dan pengamat, terutama yang protes terhadap kebijakan tersebut. Sementara itu, Jokowi juga mengaku belum pernah bertemu dengan konsorsium penggerak jalan tol, yaitu PT Jakarta Tollroad Development.
"Belum ketemu. Saya kan baru dengar dari Kementerian Pekerjaan Umum. Nanti diterangkan, lho, saya itu setuju dengan catatan, catatan itu jangan ditutup-tutupi. Sekali lagi catatan jangan ditutup. Kalau perlu kamu block yang gede," ujarnya sambil tertawa.
Melalui public hearing yang Jokowi janjikan, dengan itu, ia mengharapkan warga dan para pengamat untuk tidak berkomentar negatif terlebih dahulu terkait kebijakan enam ruas tol dalam kota. "Saya mau denger kok semua pendapat dari pakar-pakar, termasuk mereka yang berkicau di Twitter. Lha saya mengerti dan baca kok kritikan dan kecaman yang disampaikan ke saya," katanya.
Salah satu pihak yang tidak setuju dengan kebijakan Jokowi adalah pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Dia sangat menyayangkan keputusan Jokowi untuk melanjutkan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota. Dia menilai, Jokowi tidak tahan terhadap tekanan pemerintah pusat dan terlihat tidak konsisten dalam menjalankan komitmennya untuk selalu prorakyat.
"Tidak ada jaminan kuat kalau pembangunan enam ruas jalan tol ini dapat mengurai kemacetan Jakarta. Lha wong pembangunan jalan tol ini hanya memunculkan titik kemacetan baru. Lihat saja, ruas tol dalam kota di Seoul, Boston, dan Chicago saja sudah dirobohkan. Kenapa Jakarta justru akan membangun tol dalam kota baru," kata Nirwono.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan enam ruas jalan tol dibagi empat tahap yang rencananya selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Jika sudah selesai, maka keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar