Jumat, 11 Januari 2013

Jokowi Klaim Enam Ruas Tol Pro-Rakyat

Setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyetujui untuk melanjutkan megaproyek enam ruas tol dalam kota, tidak sedikit yang berpendapat bahwa kebijakan Jokowi itu tak lagi pro-rakyat. Jokowi, yang selama ini menggadang-gadang selalu membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat, dipertanyakan akibat keputusan tersebut. Proyek enam ruas tol dalam kota dinilai memberikan ruang kepada masuknya kendaraan pribadi.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengklaim kalau megaproyek enam ruas tol dalam kota itu merupakan kebijakan yang prorakyat karena memberikan ruang bagi transportasi massal untuk dapat melintas.
"Lho nggak pro gimana, itu kan transportasi massal boleh masuk. Transportasi massal itu untuk rakyat, biar kita bisa menikmati jalan tol. Setiap kepentingan rakyat, apa pun itu, untuk transportasi massal, berarti rakyat kecil terakomodasi," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (11/1/2013).
Untuk kajian kota-kota besar lainnya, seperti Boston, Seoul, dan Chicago, Jokowi mengatakan ruas tol di kota tersebut diruntuhkan karena diperuntukkan bagi kendaraan pribadi. Ia pun mengaku, jika enam ruas tol tersebut hanya digunakan untuk kendaraan pribadi, maka Jokowi tak akan menyetujuinya.
"Saya bilang kan dua-duanya itu harus jalan. Kalau jalannya kurang, mesti tambah jalan. Kalau transportasi massalnya kurang, ya transpornya tambah. Jadi dua-duanya enggak mungkin hanya tambah jalan saja, apalagi jalan tol," kata Jokowi.
Alat transportasi massal yang dapat melintas di enam ruas tol dalam kota, kata Jokowi, juga akan melalui proses. Untuk awalnya, yang dapat melintasi enam ruas tol itu adalah transjakarta dan kopaja AC. Setelah mendapatkan pemaparan dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Jokowi meyakini proyek itu dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
"Tadi sudah dirapatkan bahwa akan mengurangi macet, lingkar jaringan dan radial, saya menangkap itu ada kontribusi untuk mengurangi kemacetan," kata Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan enam ruas jalan tol dibagi empat tahap, yang rencananya selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Jika sudah selesai, maka keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar