Selasa, 28 Oktober 2014

Jokowi: Banyak Orangtua Bangga Anaknya Nyerocos Bahasa Inggris

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Sumpah Pemuda merupakan buah dari dialektika bahwa untuk mencapai kemerdekaan itu yang pertama-tama harus dilakukan adalah Persatuan. Persatuan adalah gagasan dasar yang mampu melahirkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Konsepsi Persatuan inilah yang menjadikan negara kuat dan landasan dari Persatuan adalah kesamaan mimpi, kesamaan cita-cita dan bersatu dalam tindakan.
"Hari ini kita memperingati Sumpah Pemuda 1928, sejarah Sumpah Pemuda adalah 'sejarah kesadaran' bagi Pemuda Pemudi Indonesia dari manapun dia berasal, dari manapun ia berorganisasi, dari manapun ia punya asal usul, di saat itu kesadaran akan persatuan sebagai bangsa Indonesia menjadi teramat penting," tulis Jokowi dalam akun Facebook miliknya seperti dikutip merdeka.com, Selasa (28/10/2014).
Jokowi menambahkan, Bung Karno pernah berkata dalam peringatan Sumpah Pemuda di tahun 1958 bahwa kita jangan mengambil abu-nya Sumpah Pemuda, tapi kita harus mengambil apinya Sumpah Pemuda. Menurut Bung Karno, lanjut Jokowi, apinya Sumpah Pemuda itu 'Semangat', mencintai Tanah Air dengan seluruh jiwa,dan menjunjung Bahasa Indonesia sebagai buah dari rasa Persatuan itu.
"Mencintai Tanah Air dengan romantikanya, dengan dialektikanya, dengan dinamika-nya harus dimiliki oleh pemuda-pemudi Indonesia. Kita bukan bangsa yang tiba-tiba lahir, kemerdekaan kita tidak diberi bangsa penjajah, tapi kita merebutnya dengan revolusi bersenjata lalu sepakat mendirikan sebuah bangsa, membangun peradabannya," katanya.
Jokowi menambahkan, menjunjung tinggi Bahasa Indonesia adalah salah satu Sumpah Pemuda.
"Tetapi apakah kita sudah menghormati bahasa kita? apakah kita meletakkan bahasa Indonesia dalam alam pikiran kita?, apakah kita merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia?" tanyanya.
"Sebagai orang tua kita lebih bangga anak-anak kita 'nyerocos' menggunakan bahasa Inggris, ketimbang bahasa Indonesia karena bahasa Inggris dianggap lebih superior ketimbang bahasa sendiri. Bahasa Indonesia yang indah itu dirusak dengan bahasa campuran seperti Indonglish, kita menjadi bangsa yang gagap terhadap bahasa sendiri," ucapnya.
Jokowi mengatakan, bangsa yang besar adalah negara yang punya identitas bahasanya. Dari bahasanya masyarakat bisa melihat bagaimana bangsa itu melahirkan peradabannya.
"Melahirkan cara berpikir dan sistimatikanya, dari bahasa itu pula sebuah bangsa bisa menghadapi persaingan dunia dengan terhormat," ucapnya.
"Selamat memperingati Sumpah Pemuda 1928, dan ingat kata Bung Karno 'Kita jangan mewarisi abu-nya sumpah pemuda, tapi kita harus mewarisi api-nya sumpah pemuda'," katanya.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar