Kesiapan Jokowi untuk tidak populer dalam kebijakan menaikkan harga
BBM mendapat dukungan dari relawannya. Bahkan mereka mengupayakan
gerakan secara Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM) ala Relawan untuk
mensosialisasikan pada petani, nelayan, buruh dan rakyat lainnya akan
tujuan kebijakan yang diberlakukan.
“Jokowi pasti ada solusinya. Dalam mempercepat Konversi ke Gas,
memulai pemanfaatan Energi Geothermal, biogas dan biomass dari Pabrik
Minyak Kelapa Sawit (PMKS). Atau bisa juga dengan pembangunan kilang
penyulingan sendiri degan melarang Pertamina export minyak mentah kita.
Jadi murni untuk kepentingan rakyat sendiri, jadi Petral pun bisa
dibubarkan,” ungkap Gideon Wijaya Ketaren (GWK) Koordinator Arwana
(Aliansi Relawan Nawacita), kepada Pos Kota, Minggu (31/8/2014).
Oleh karena itu, lanjut GWK, ke depan diperlukan Menteri ESDM yang
paham secara mendalam tentang energi terbarukan terutama panas bumi.
“Karena bagaimanapun suatu hari nanti energi fosil akan habis. Maka
dari sekarang sudah perlu dimulai berpikir tentang energi pengganti.
Kalau ke depan nanti kita tdak mau kiamat energi terjadi, ” Alimin
Ginting menambahkan.
Sementara itu, Sekretaris Arwana, Ganda Situmorang, mengungkapkan
pihaknya mendapatkan fakta bahwa dari relawan-relawan di daerah bahwa
kelangkaan BBM saat ini tak sepenuhnya langka absolut. Tapi juga akibat
“rush” orang-orang yang berduyun-duyun ikut antri setelah dengar kabar
BBM langka.
“Apalagi hingga kini mundurnya Dirut Pertamina secara mendadak
menjadi satu rangkaian misteri kelangkaan BBM jelang pelantikan
Jokowi-JK. Jadi SBY tidak boleh tinggal diam dengan kondisi ini, karena
pemborosan yg dilakukan pemerintahannya sehingga stok BBM Subsidi habis,
apalagi ada indikasi dijadikan alat bargain pribadi,” katanya.
Untuk itu kata Ganda, segera lakukan audit terbuka terhadap
Kementrian ESDM, SKK MIGAS, Pertamina dan Petral. “Kemana produksi
minyak mentah milik rakyat ini raib perhari? Kemana uang subsidi BBM
rakyat yg ratilusan triliunan ini menguap?,” tutupnya. [Pos Kota]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar