Minggu, 31 Agustus 2014

Jokowi : PKB Harus Menang & Lebih Baik Dari Golkar


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai feeling bahwa cita-cita PKB akan mengalahkan Golkar kemungkinan akan benar terjadi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan Pembekalan oleh Jokowi tentang Rancang bangun Indonesia 2014-2019, di depan muktamirin PKB di Empire Palace Surabaya, Minggu (31/8/2014).
"Seperti yang disampaikan Ketua Umum PKB, target ke depan PKB harus menang dari Golkar. Untungnya nggak menang dari PDIP," kata Jokowi yang disambut geerr dari muktamirin.
Presiden terpilih yang diusung dan didukung PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI ini mengatakan, dari feeling yang dirasakannya, keinginan PKB mengalahkan Golkar akan tercapai.
"Feeling saya mengatakan seperti itu. Ini feeling loh ya feeling. InsyaAllah begitu kalau semua kerja keras," terangnya.
Jokowi menceritakan nostalgia antara dirinya dengan PKB saat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu hingga memenangi pilpres. Massa PKB hampir sama dengan PDIP, terutama dari sisi ekonomi, yakni ekonomi kelas bawah.
"Masyarakat kurang mampu kita lihat masyarakatnya PKB dan juga masyarakatnya PDIP. Ini yang saya lihat," katanya.
"Di Jakarta banyak lulusan SD. Anak yang tidak mampu harus sekolah minimal SMA, SMK termasuk di dalamnya pesantren-pesantren," tandasnya.
Sebelum Jokowi, tokoh parpol juga menyampaikan sambutan di Muktamar PKB. Seperti Surya Paloh, Puan Maharani, dan Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla. Muktamara berlangsung hingga Senin (1/9/2014) besok.

Siap Pecat Menteri Pertanian
Jokowi memiliki kriteria khusus untuk orang yang bakal duduk sebagai menteri pertanian di kabinetnya. Jokowi mengaku ingin memiliki menteri yang tahu soal manajemen lapangan, pengetahuan lapangan dan persoalan pertanian, bukan hanya pintar secara teori.
"Karena ini masalahnya di lapangan," kata Jokowi saat memberi pembekalan di Muktamar PKB, Hotel Empire Palace, Surabaya, Minggu (31/8/2014).
Menurutnya, jika pemerintah mampu menyediakan pupuk dan air pada petani maka swasembada beras tidaklah sulit. "Itu persoalan yang mudah. Contoh di kita tanam padi 1 hektare, keluar 4 sampai 5 ton, padahal di negara lain bisa 8 sampai 12 ton. Kan pasti ada yang salah. Kalau diganti saja varietas yang benar 8 ton juga bisa. Saya lihat ada varietas yang bisa sampai 8 ton, kenapa gak dikembangkan," katanya.
"Sawah setahun cuma 1 kali panen kenapa gak dibikin bendungan (agar air untuk tanaman cukup) supaya gak cuma 1 kali (panen). Kalau kita mau cetak sawah itu produksinya akan besar sekali," katanya.
Jokowi mengaku akan memberi target pada menteri pertanian di kabinetnya kelak. Menurutnya, menteri pertanian di kabinetnya harus bisa swasembada pangan 2 hingga 3 tahun.
"Akan saya target yang jadi menteri nanti swasembada pangan harus bisa 2 sampai 3 tahun. Kalau gak bisa copot ganti. Jadi presiden gak usah sulit-sulit. Banyak yang antre untuk jadi menteri," katanya.

Jokowi Ingin Setiap Tahun 1 Bendungan
Jokowi ingin setiap tahun minimal dapat membangun satu bendungan untuk mendukung irigasi sawah dan ladang para petani di sekitar.
"Satu tahun sekali kenapa tidak dibuat satu bendungan?" kata Jokowi.
Peran menteri pertanian tentu sangat menentukan untuk mencapai kemandirian pangan. Karena itu Jokowi  mensyaratkan kualifikasi yang tinggi bagi siapa pun yang berminat menjadi menteri pertanian pemerintahannya kelak.
"Saya kepingin punya menteri yang mempunyai managemen lapangan, mengetahui masalah pertanian di lapangan. Bukan teoritis," tegasnya.
Bila melihat segala potensi pangan yang Indonesia miliki, seharusnya tidak ada kesulitan membangun kemandirian pangan. Namun yang terjadi saat ini bahan-bahan pangan justru didominasi produk impor.
"Swasembada beras bukan masalah yang besar, itu mudah. Di sini sawah 1 hektar bisa menghasilkan 4-5 ton beras, padahal di negara lain bisa 8 sampai 12 ton," sambung presiden terpilih ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar