Kubu pendukung Joko Widodo (Jokowi) dianggap terlalu jauh melangkah.
Jokowi seolah lebih menonjolkan pada upaya membangun citra pribadi,
berada di luar Parpol dan berusaha menekan dan menyetir internal PDI
Perjuangan agar memilih Jokowi sebagai Capres.
"PDIP dihuni oleh
para politisi handal, internalnya cenderung kuat, apalagi jika ditekan
oleh pihak luar, barisan PDIP semakin kokoh dan rapat. Itulah kenapa
Jokowi menjadi sosok yang tidak menarik di internal PDIP, Jokowi lupa
bahwa rumus dalam PDIP adalah strategi injury time," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad, dalam rilisnya, Sabtu (8/2/2014).
Kata
dia, jika PDIP buru-buru mencalonkan Jokowi berbekal tingginya
elektabiltas Gubernur DKI Jakarta itu, justru akan menjadi bumerang bagi
PDIP hingga mudah diserang oleh rival-rivalnya.
"Dampaknya bukan
PDIP meraih kemenangan, melainkan malah sibuk bicara tentang Jokowi dan
tidak fokus dalam pemenangan Pileg," jelasnya.
Menurutnya,
elektabilitas Jokowi boleh saja tinggi, tapi jika dihitung secara matang
elektabilitas Jokowi sebenarnya sama sekali tidak berdampak terhadap
elektabilitas PDIP. Elektabilitas Jokowi dibangun atas dasar aspek citra
dirinya.
Upaya Jokowi melakukan kerja politik melalui mesin
parpol sama sekali tidak terlihat. Kerja politik Jokowi tampak sekali
tidak untuk PDIP dan lebih pada membangun personalitinya.
"Tingginya
elektabiltas Jokowi tidak bernilai bagi suara PDIP, kecuali Jokowi
adalah seorang Caleg maka elektabilitasnya secara langsung berkontribusi
menyumbang suara PDIP," terang Yasin.
Sumber :
rmol.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar