Jumat, 12 Juli 2013

Jokowi Sering Gusur, PKL Rindukan Foke

Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Jakarta sudah tak bisa ditolerir lagi. Sebab, usaha pinggir jalan itu menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta.
Berkaca dari kondisi ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) gencar melakukan penertiban PKL di kawasan padat lalu lintas. Seperti di Jatinegara, Pasar Minggu, dan baru-baru di seputaran Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Khusus di wilayah Tanah Abang, keberadaan PKL di sekitar pusat perbelanjaan grosir tekstil Pasar Tanah Abang menjadi perhatian utama. Sebab di sana, PKL sudah luar biasa menggangu. Mereka tak sekadar mendirikan lapak di pinggir tapi memakan badan jalan.
Sudah berulang kali pemerintah daerah coba menertibkan. Tapi tak ampuh, dan lagi-lagi datang kembali tak rasa takut.
Terkait masalah penertiban PKL, rupanya Jokowi dan Ahok yang selama ini dipuja-puji warga justru mendapat kritik pedas. Pedagang di Tanah Abang malah lebih mencintai zaman kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo.
"Enak zaman Foke, enggak ada namanya kita ditertibkan mau dipindah-pindah," ujar salah satu pedagang Rohmat saat berbincang dengan merdeka.com.
Ya, alasan pedagang Tanah Abang kesal pada Jokowi cuma karena sepele. Mereka ogah ditertibkan.
"Kalau yang sekarang mah ribet," tambahnya.
Saat berdagang di zaman Foke, mereka mengaku sangat tenang. Tak ada yang mengusik lapak usaha yang sudah ditempati bertahun-tahun.
"Zaman Foke kita bisa bebas berdagang tanpa diusik," kata salah pedagang lainnya.
Kekesalan pedagang di Tanah Abang makin memuncak saat Ahok meminta mereka masuk ke Blok G. Tapi pedagang menolak sebab tempat yang ditawarkan sepi pembeli.
Meski dicibir pedagang, Ahok menanggapinya dengan santai. Dia tak masalah warga lebih mencintai gaya kepemimpinan Foke, dari pada dirinya dan Jokowi.
"Sekarang Anda mau gubernur yang membiarkan Anda melanggar peraturan atau mau tegakkan peraturan?" kata Ahok di Balai Kota, Jakarta.
Makin diprotes, Ahok berjanji tetap mengedapkan tugasnya memberikan kenyaman bagi warga Jakarta yang lebih banyak. Dia tak takut tantangan demi tantangan akan dia hadapi.
"Bagus dong. Lebih rumit apa?" tambahnya.
Ahok yakin mereka yang menetang ditertibkan adalah pedagang yang sudah merogoh kocek untuk membayar jasa preman agar lapak usahanya aman dari gusuran. Dan Ahok sangat menyayangkan tindakan pedagang yang lebih takut preman dari pada taat aturan.
"Tagih dong. Kejar dong kenapa bodoh mau bayarin sewa sama orang enggak jelas?" kata Ahok.
Dia meminta pedagang jujur soal adanya tagihan jatah preman yang mereka harus keluarkan. Karena dia yakin tidak mungkin pedagang bisa aman berjualan di tempat terlarang kalau tak dibekingi pihak tertentu.
"Pedagang itu harus ngomong. Sekarang pedagang enggak mau ngomong. Dia takut. Aku sudah tahu 3 orang. Satpam (gadungan) ketangkep. Orang palsu," tandas Ahok.


Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar