Selasa, 03 Desember 2013

Memang Harus Diawasi

“Wah, hebat juga Jokowi, ya,” kata Soleh ketika kami kumpul di Pos RW.
“Apanya yang hebat?” Tanya Lukman sambil menarik kursi.
“Ya hebatlah. Dia mau nyemplung ke kali waktu lihat pengerukan Kali Sunter di kawasan Kebon Singkong, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mau tahu betul nggak kedalaman pengerukannya. Coba mana ada pejabat mau begitu,” jawab Soleh.
“Ya, karena selama ini kulihat semua kayak dibiarkan saja, tidak diawasi. Lihat saja, misalnya, kenapa ada bangunan yang harus dibongkar?” Tanyaku kepada Lukman.
“Ya, karena menyalahi aturan,” jawabnya.
“Karena nggak diawasi. Coba kalau diawasi, yang bangun jadi hati-hati. Ini nggak, sudah jadi baru dibongkar. Yang punya rugi, pemerintah juga harus keluarkan biaya membongkar,” kataku.
“Inilah kelemahan kita, soal pengawasan. Ada anggota DPRD-DKI bilang, mutu pengerjaan trotoar di Jalan Gajah Mada jelek, ubinnya kasar, pemasangannya nggak rata. Dia minta Dinas Pertamanan jangan bayar penuh dulu kontraknya,” kata Soleh.
“Laa, waktu dikerjakan anggota dewan nggak melihat?” Tanya Lukman garuk-garuk kepala.
“Tak tahu aku. Padahal kita pernah bicarakan leletnya pengerjaannya, iyakan? Keluhan warga dan foto galiannya yang berantakan juga dimuat di Pos Kota,” jawabku.
“Ya, maklumlah anggota dewan lagi sibuk urusan nyaleg. Jadi lupa ngawasi. Malah trotoar di Jalan Hayam Wuruk kulihat sudah ada yang terbongkar dan ada juga yang pecah,” kata Soleh.
“Apalagi dipakai untuk parkir mobil,” kata Lukman.
“Ya, mudah-mudahan lihat Jokowi nyemplung awasi pengerukan kali jadi contoh pejabat DKI lainnya. Jadi nggak harus duduk di kursi saja,” kataku.
“Ya kayak di tempat kita di Kelapa Gading kan sedang dilakukan penggalian pemasangan pipa air minum yang baru. Tadinya sempat ditelantarkan, bekas galian dibiarkan saja digenangi air dan jadi tempat nyamuk. Begitu dimasukkan koran, cepat dikerjakan lagi,” kata Soleh.
“Ya, tapi bekas galian yang sudah beres belum diaspal lagi. Bikin susah warga. Apa nunggu beres semua? Atau nunggu lurahnya turun tangan?” Tanya Lukman menarik kursi di dekatku.
“Lho, apa lurahnya nggak pernah lihat?” Potong Soleh.
“Kalau Camat sudah kubilangi. Tapi karena ini menyangkut kita semua, kita harus ikut mengawasinya. Kalau nggak juga cepat diberesi, kita lapor saja ke DPRD,” kataku.
“Lho, caleg DPRD dan DPR dari daerah pemilihan itu nggak tahu ?” Tanya Soleh.
“Cuma spanduknya saja yang ada, orangnya nggak tahu kemana,” jawab Lukman.
“Kalau begitu spanduknya kita tulisi keluhan warga,” kataku.

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar