Pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai jadi sinyal positif membaiknya hubungan PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat jelang Pemilu 2014.
Menurut pengamat politik LIPI, Firman Noor, kendati pertemuan dibalut dalam nuansa koordinasi pusat dan daerah, namun fakta politik di balik pertemuan itu tak terelakkan.
Fakta itu adalah status SBY sebagai ketua umum Partai Demokrat dan Jokowi sebagai kader dan kandidat bakal calon presiden dari PDIP. Menurut Firman, Jokowi bisa jadi merupakan jembatan komunikasi antara PDIP dan Demokrat.
Dia yakin, Jokowi sudah berkomunikasi dengan Megawati terkait pertemuannya dengan SBY. "Saya kira Jokowi tak berani mendekat tanpa sinyal dari Megawati. Dan Jokowi bisa jadi menjadi jembatan dari dua partai ini," kata Firman saat dihubungi, Sabtu (28/12/2013).
Ke depannya, kata Firman, bisa jadi komunikasi kedua partai ini semakin intensif. Sebab, makin mendekati Pemilu 2014, segala kemungkinan terbuka. Termasuk berkoalisinya dua partai yang selama ini terpisah dalam kubu pemerintah dan oposisi.
"Tahun 2014 nanti eranya konsolidasi eksternal. Dalam artian partai akan semakin gencar melakukan komunikasi ke luar terkait pemilu, terutama di pemilu presiden (pilpres), " kata Firman.
Sebelumnya, Jokowi bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara, kemarin. Dalam pertemuan turut disinggung mengenai Pilpres 2014.
Sebelumnya, SBY juga sempat memanggil dua tokoh secara mendadak pada 24 Desember lalu, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.
Prabowo dan Yusril telah resmi dijadikan bakal calon presiden oleh partainya. Adapun Jokowi merupakan tokoh dengan elektabilitas calon presiden tertinggi versi sejumlah lembaga survei.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar