Direktur Utama PT Metromini, Novrialdi masih ingat betul janji Joko
Widodo (Jokowi) saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun lalu. Saat itu
Jokowi, berjanji akan menghibahkan 1000
unit Metromini dan Kopaja. Namun menjelang setahun kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta janji-janji tersebut belum juga
ditepati.
“Ternyata itu (janji) nihil semua, gak ada. Gak usah dia memberikan
hibah, kasih aja ke Bank DKI, anjurkan, kasih aja kredit lunak atau
tanpa uang muka, tapi uang itu akan dicicil,” kata Novriadi, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (12/8/2013).
Dia
menuding, sistem lelang yang akan diterapkan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta justru akan merugikan pengusaha Metromini. Alasannya sistem ini
hanya berlaku selama 7 tahun, dan setelah selesai maka akan kembali
dilakukan. Novriadi khawatir lelang hanya akan dimenangkan oleh
pengusaha-pengusaha besar yang memiliki modal banyak. “Seperti pemilik
Lorena, atau Mayasari,” kata dia.
Salah seorang pengusaha
Metromini 604 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang, Jimmy Simamora meminta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji kembali soal peremajaan
Metromini. Dia menyesalkan langkah pemerintah provinsi mempublikasikan
kebijakan yang belum jelas, karena justru akan meresahkan pengusaha Metromini.
Dia
meminta ada sosialisasi kebijakan peremajaan Metromini minimal
waktu 6 bulan. Tujuannya untuk mempersiapkan uang muka serta angsuran
bila memang nantinya diwajibkan membeli bus baru. Namun, cara ini harus
punya skema yang jelas. Misalnya dengan pendataan bagi pemilik
Metromini yang mampu meremajakan busnya.
Jokowi
menggulirkan gagasan untuk meremajakan dan menghapus Metromini yang
sudah tak layak jalan. Mekanisme peremajaan akan dilakukan dengan dua
cara. Yakni pemerintah provinsi akan membeli armada Metromini, dan kedua
melibatkan pihak swasta. “Jadi pemilik-pemilik Metromini yang mampu dan
berbentuk CV serta PT silahkan beli," kata Jokowi.
Untuk
mekanisme pertama, pemerintah daerah Provinsi Jakarta menargetkan bisa
menambah 1000 bis pada tahun ini. Jokowi menyebut bis tersebut sebagian
buatan dalam negeri dan sisanya diimpor. Namun, dia masih enggan
membeberkan negeri asal bis baru itu dengan alasan masih dalam proses
tender.
Jokowi menyebut, tidak adanya manajemen Metromini sebagai
biang keruwetan. Pemilik Metromini yang berjumlah ribuan membuat
kontrol pada setiap unit bus sulit dilakukan. Pemberian seragam dan
pembinaan supir juga sulit dilakukan. Karena itu pemerintah berencana
menyatukan manajemen Metromini dan angkutan kota lainnya di bawah
naungan Badan Usaha Milik Daerah PPD.
Kepemilikan swasta secara
perorangan tetap diperbolehkan, namun harus menginduk pada manajemen
tersebut. "Nanti ada pembinaan, nyetir yang baik, tata tertib lalu
lintas yang baik. Kemudian ada pool, olinya di cek, remnya di cek.
Selama ini enggak ada,” kata Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar