Sabtu, 20 Desember 2014

Proyek Bendungan Pertama Jokowi Mulai Dibangun di NTT


Pembangunan Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, menjadi bendungan pertama yang dikembangkan dari target 49 bendungan yang direncakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam 5 tahun ke depan.
Jokowi memastikan pada tahun depan pemerintah segera mengembangkan lebih dari enam bendungan di beberapa lokasi. NTT menjadi lokasi yang dianggap memiliki kebutuhan yang sangat tinggi terhadap keberadaan bendungan. Dia menargetkan pembangunan selesai pada 2017 mendatang.
"Di sini baru memiliki satu bendungan, dan sudah 17 tahun tidak pernah dibangun bendungan lagi. Kita harapkan bendungan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku, irigasi, dan sumber tenaga listrik," ujarnya saat memberi sambutan pada acara Groundbreaking Bendungan Raknamo, Sabtu (20/12/2014).
Dia meminta masyarakat dapat menjaga lingkungan area bendungan. Selama ini fungsi bendungan sebagai penampung air sering tereduksi hingga separuhnya, karena banyak pepohonan di kawasan sekitar yang ditebang. Hal tersebut membuat munculnya endapan yang pada akhirnya mengurangi kapasistas daya tampung bendungan.
Bendungan Raknamo dibangun di atas lahan seluas 147 hektare dengan daya tampung hingga 14 juta m3. Bendungan tersebut diperkirakan bisa mengairi kawasan seluas hingga 1.250 hektare, dan memasok air baku 100 liter/detik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan faktor kunci dalam pembangunan bendungan adalah seberapa besar volume air yang bisa ditampung bendungan tersebut. Untuk kawasan kering seperti NTT, mayoritas air akan dimanfaatkan sebagai air baku.
"Di NTT ini menjadi bendungan kedua. Sebagai pembanding, di NTB saat ini jumlah bendungannya sudah lebih dari 10 buah. Mungkin sebelumnya prioritas pembangunan pada embung dengan daya tampung lebih kecil. Dalam lima tahun ke depan, akan kita kejar lagi," ungkapnya.
Dia menyebutkan jumlah investasi yang disiapkan untuk pembangunan Bendungan Raknamo mencapai Rp710 miliar. Adapun total anggaran yang disiapkan untuk pembangunan bendungan pada 2015 mencapai Rp9 triliun.
Secara lebih terperinci, pemerintah menargetkan akan membangun 13 bendungan pada tahun pertama pemerintahan.
Selain di NTT, terdapat empat bendungan lainnya yang telah melewati proses tender, dan akan segera dibangun. Bendungan tersebut  yakni Bendungan Kerto di Aceh, Bendungan Karian (Banten), Logung (Jawa Tengah), dan Lolak (Sulawesi Utara).
Frans Lebu Raya, Gubernur NTT, menambahkan pembangunan bendungan yang sudah dimulai diharapkan bisa menampung air selama musim penghujan. Dia mengatakan bendungan juga menjadi solusi untuk kebutuhan pangan, sumber tenaga listrik, dan pariwisata.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTT Andre W. Koreh menyebutkan terdapat kebutuhan hingga 75 bendungan untuk bisa memfasilitasi kebutuhan air di 1.192 pulau di provinsi tersebut. Bendungan Tilong yang sudah berdiri mempunyai kapasitas 19 juta m3.
"Masih defisit air sekitar 1,8 miliar m3 lagi. Dan untuk mengatasi itu, harus dikembangkan 75 bendungan, 4.000 embung kecil, 100 embung irigasi, dan 3.000 sumur bor," paparnya.
Persoalan yang paling utama dalam pembangunan bendungan, tutur dia, adalah ketersedian lahan. Selama ini masyarakat belum bisa menerima proses pembebasan lahan, sehingga membutuhkan waktu untuk itu.
Untuk sementara, pemda telah mempersiapkan rencana pembangunan bendungan di tujuh lokasi, di antaranya terdapat di Kolhua, Rotiklod, Temef, dan Jawatiwa. Menurutnya, terdapat 46 lokasi lain yang berpotensi untuk dikembangkan bendungan di NTT.   [bisnis]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar