Duta Besar Republik Federal Jerman,
George Witschel, mengatakan Kanselir Angela Merkel menanti bisa
menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden terpilih Joko Widodo di
sela-sela KTT G20 di Brisbane. Hal itu dia ketahui usai melakukan
pembicaraan singkat dengan Merkel di Jerman pada akhir Agustus lalu.
Demikian kata Witschel dalam pertemuan terbatas dengan media termasuk VIVAnews
di Hotel Shangri-La di sela-sela perayaan 24 tahun Unifikasi Jerman.Merkel, kata Witschel begitu antusias menanti pertemuan dengan mantan
Gubernur DKI Jakarta itu, setelah mendengar proses pemilihan umum
presiden yang berlangsung secara demokratis pada Juli lalu.
"Saat itu saya dan Kanselir Merkel tengah membahas isu
internasional seperti Ukraina dan Timur Tengah. Saya katakan kepda dia
bahwa ada satu negara di mana proses pemilunya berjalan demokratis
dengan situasi aman dan stabil. Pemimpin baru yang terpilih melalui
pemilu itu pun tidak korup dan pekerja keras," ucap Witschel.
Dia melanjutkan, Merkel lalu merespons dengan menjawab menantikan
pertemuannya dengan Jokowi di Brisbane pada pertengahan November
mendatang. Sayangnya, Merkel, kata Witschel tidak bisa menghadiri
pelantikan Jokowi yang akan berlangsung pada 20 Oktober.
"Namun, pada 1 November, akan ada tamu penting seperti menteri yang
akan berkunjung ke Indonesia. Saya tidak bisa memberi tahu siapa
menteri yang akan datang itu kepada Anda," kata Witschel.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan turut bersyukur atas
hubungan baik kedua negara yang telah terjalin di bawah kepemimpinan
Presiden SBY. Witschel berharap, ketika Jokowi yang memimpin Indonesia,
hubungan baik itu bisa meningkat, khususnya di beberapa bidang yaitu
maritim, sains dan teknologi, pelatihan teknis untuk pendidikan vokasi
dan energi terbarukan.
Tahun ini, hubungan bilateral Indonesia dan Jerman memasuki tahun
ke-62. Dalam kunjungannya ke Jakarta tahun 2012 silam, kedua pemimpin
negara sepakat untuk mempererat kerja sama di sektor peralatan militer.
Saat memberikan keterangan pers dan mencanangkan sekaligus
Deklarasi Jakarta, SBY menyampaikan Indonesia akan membeli dari Jerman
peralatan militer yang tidak bisa diproduksi sendiri. Laman kantor
berita Jerman, Deutshe Welle, melansir Indonesia sudah
mengajukan permintaan pengiriman 100 panser bekas tipe Leopard 2 milik
angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr.
Kunjungan Merkel itu lalu dibalas SBY dengan bertandang ke Jerman pada Maret 2013 lalu. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar