Minggu, 29 Juni 2014

Jokowi Selalu Diingatkan Megawati Untuk Batasi Waktu Kampanye

Banyak yang mengagumi stamina Capres RI nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) dalam menjalani proses kampanye tanpa henti. Pengakuan setidaknya datang dari anggota timses, simpatisan, dan wartawan yang selalu mengikutinya selama masa kampanye.
Kata Jokowi, dia tak bisa menghindar sebab masyarakat juga ternyata menantikan kehadirannya.
"Bagaimana mau menghindari. Kan, kalau orang mengundang, sudah mengumpulkan massa. Kalau kita tak datang, ya bisa dibayangkan perasaannya. Maka sampai jam 3 pagi pun, mereka menunggu. Coba ingat-ingat, jam 3 pagi pun kita masih ditunggu di sana sini," kata Jokowi di Surabaya, Minggu (29/6/2014).
"Kekuatan Anda dari mana?" tanya seorang wartawan.
"Dari Allah dong," kata Jokowi.
Dia juga mengaku sebenarnya sering diingatkan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri agar membatasi waktunya bertemu masyarakat dalm kampanye. Kata Jokowi, Megawati meminta dirinya menyelesaikan kampanye hariannya hingga pukul 22.00 WIB.
"Praktiknya, ya sampai pagi juga," imbuh Jokowi.
Dia mengakui, meminum temu lawak yang disediakan istri setiap hari. Namun di luar itu, Jokowi menyatakan kuncinya adalah tak memiliki beban.
"Asalkan bekerja itu tak ada beban, mesti enteng. Kalau kamu bekerja, banting tulang untuk kepentingan, untuk sesuatu birahi, ya itu yang bikin rusak badan. Itu betul. Pasti. Kalau saya, kan tak ada beban apa-apa," kata Jokowi.
Jokowi mengaku belum mempunyai tim dokter khusus untuk merawatnya, walau tim dokter itu sebenarnya sudah disediakan oleh KPU.
Ketenangannya menghadapi hidup juga dipengaruhi pengalaman hidupnya, yang memperkaya batinnya.
"Naik turun, jatuh bangun, itu memperkaya batin. Saya merasakan penderitaan yang lama, merasakan yang tak punya, seperti itu. Tapi mesti inget, selalu mensyukuri. Kuncinya, kan slalu mensyukuri," kata Jokowi.
Ketika ditanya lebih jauh soal pengalaman terberatnya dalam hidup, Jokowi mengaku saat memulai kariernya di dunia usaha.
"Ya, jatuh bangun jatuh bangun. Wong kita mulainya dari tak punya apa-apa. Saya, kan merasakan jadinya bagaimana orang tak punya, merasakan jadi pengusaha kelas kaki lima, usaha mikro, gitu loh. Makanya sekarang kita bisa bercerita, bisa ngomong, dan kita mengerti situasi," jelasnya.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar