Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo mengaku banjir besar yang terjadi di Jakarta hingga
dua kali adalah 'hadiah' untuk kedatangannya sebagai orang nomor satu di
DKI sehingga dia melihatnya sebagai berkah.
"Saya datang ke Jakarta langsung dihadiahi banjir besar," kata Jokowi di Jakarta, Kamis.
Dia
menilai ada positif dari banjir dan mengaku dari sini bisa belajar
banyak mengenai kondisi Jakarta karena langsung melihat kondisi yang
buruk.
"Saya jadi tahu sisi mana yang harus diperbaiki, waduk dan sungai mana yang harus dinormalisasi," katanya.
Jokowi
tidak mengira jalan-jalan utama seperti Sudirman dan Thamrin hanya
memiliki drainase kecil sebesar 60 cm, padahal dulu mengira
gorong-gorong di sepanjang jalan ini besar.
"Pikiran saya drainasenya bakal besar. Sekitar 4-5 meter," katanya.
Akibat
drainase kecil ini, beberapa saluran sengaja ditutup sehingga jalur
utama Jakarta tergenang banjir sampai setinggi satu meter, kata Jokowi.
Jokowi menilai soal banjir harus dilakukan dari hulu ke hilir.
Dia
menyatakan percuma saka Jakarta membenahi diri dengan memperbaiki
drainase, normalisasi waduk dan sungai, sumur resapan serta beberapa
'jurus' lain, namun tidak didukung dengan penataan serapan air di daerah
hulu.
"Tapi kalau di hulu nggak ada perubahan ya sama saja. Banyak villa, banyak hutan dipangkas," katanya.
Jokowi mengaku sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk penanganan terintegrasi masalah banjir.
"Kalau soal vila, kalau berani ya dipangkas kalau ndak ya diwajibkan buat sumur serapan," katanya.
Sumber :
www.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar