Sabtu, 23 November 2013

Mengungkap Siapa Jokowi Yang Sebenarnya

Bagi orang Solo, sosok Joko Widodo (Jokowi) yang sekarang sedang di gadang-gadang menjadi RI 1 adalah figur kebanggaan. Jokowi haters menuding para Jokowi lovers tidak obyektif dalam membela Jokowi. Tidak seperti politikus yang lain, Jokowi tidak pernah menggumbar komentar. Bahkan kata 'blusukan' pun bukan dari dia, tapi dari para pengamat. Kalau boleh itu disebut kelemahan, mungkin itu kelemahan Jokowi yang harus di perbaiki. Dari sisi konsep dan visi harus lebih dibagikan ke masyarakat supaya para pendukung dan kontra pendukung dapat lebih obyektif dalam menilai.
Dalam perjalanan mengamati kinerja Jokowi, tanpa disengaja, dalam aktifitas saya sehari-hari saya dibuat terperangah dengan beberapa fakta lapangan yang ditemukan. Fakta yang muncul karena keterangan orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan Jokowi, sehingga menjadi observer kinerja Jokowi yang terobyektif.
Yang pertama adalah seorang PNS di Pemkot Solo, kedua seorang pengusaha toko listrik yang kerap berhubungan dengan balaikota, ketiga seorang istri pemuka agama, dan keempat adalah seorang mantan petinggi kejaksaan.
Kata PNS Pemkot Solo, "Pak Jokowi selalu periksa sendiri lembar demi lembar semua anggaran yang mau ditanda tangan. Bahkan kadang sampai malam, masih diperiksa satu-satu"
Kata pengusaha toko listrik, "Ketika masa pak Joko, kita mau kasih tanda terima kasih kepada orang dalam yang ikut membantu proyek listrik balaikota di tolak. Biarpun itu bukan sebuah suap"
Kata seorang istri pemuka agama, "pak Joko itu biarpun sudah terkenal, ketika di telpon suami saya selalu diterima langsung dan berkata 'wonten dawuh menopo pak' artinya ada hal penting apa pak?"
Kata seorang petinggi kejaksaan, "Pak Jokowi itu selalu konsultasi dengan kejari, bergerak lebih banyak di preventif action bersama-sama. Tidak hanya reaktif"
Kata-kata di atas bukan hasil rekaman audio, tapi rekaman otak saya seingatnya. Itulah Jokowi yang sebenarnya, pengakuan demi pengakuan orang-orang yang jelas bukan sekedar pasukan nasi bungkus, buzzer, bahkan relawan. Mereka adalah orang-orang yang tersentuh kerja Jokowi. Ungkapan hati mereka menggambar wajah Jokowi yang sebenarnya. Kekuatan sebuah aksi yang mampu menarik simpati masyarakat Solo, Jakarta, dan sekarang Indonesia.
Action first, Explain later! Suka atau tidak suka dengan filosofi kerja Jokowi itu, tapi masyarakat yang sudah muak dengan segala konsep tanpa aksi yang jelas telah jatuh cinta dengan filosofi tersebut. Dengan public relation yang lebih baik dimana sambil terus beraksi, konsep-konsep dan visi Jokowi bisa mulai di impartasikan ke masyarakat lebih luas. Disini Ring1 Jokowi berperan untuk membungkus dengan kertas kado yang terbaik, karena Jokowi sendiri sudah membuktikan dia adalah kado reformasi untuk Indonesia.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar